Bantul (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi Suharna Suryapranata meletakkan batu pertama pembangunan proyek percontohan pengembangan energi hibrid terbesar di Indonesia di perkampungan nelayan Pantai Pandansimo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu.

"Pengembangan energi hibrid di kampung nelayan Pandansimo ini memanfaatkan energi kincir angin dan solar panel," kata Suharna Suryapranata.

Prototipe energi listik hibrid akan didesain dengan komposisi kapasitas turbin 10 kilowatt sebanyak satu buah, 2 Kw sebanyak lima buah dan 1 Kw sebanyak 38 buah serta solar panel 17,5 Kw dengan aki cadangan 2X20X12V 200AH dan keluaran standar 220 Volt AC.

Sistem keluaran listrik ini akan dilengkapi inverter untuk menjaga keberlangsungan proses.

"`Output` yang dihasilkan dari sistem ini adalah listrik sebesar 75,5 Kw yang terdiri atas 58 Kw dari kincir angin dan 17,5 Kw dari solar panel," katanya.

Menurut dia, dana yang disiapkan untuk pembangunan proyek percontohan pengembangan energi hibrid ini mencapai Rp3 miliar yang berasal dari Kementerian Riset dan Teknologi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemerintah Kabupaten Bantul, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan "E-Wind Energy" serta Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia (MITI).

"Pembangunan proyek percontohan pengembangan energi hibrid diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memproduksi es balok dengan kapasitas 1.000 kilogram per hari untuk memenuhi kebutuhan es nelayan, pemompaan air sumur renteng untuk mengairi pertanian terutama pada musim kemarau dan penerangan jalan kampung yang saat ini masih minim," katanya.

Ia mengatakan, prototipe energi listik hibrid ini merupakan percontohan atau sarana uji coba model energi lisrik alternatif untuk pemanfaatan wilayah lain dengan kondisi infrastruktur yang kurang memadai, aksesibilitas dan karakteristik daerah yang kurang mendukung seperti di kawasan kampung nelayan Pantai Pandansimo.

"Uji coba sistem ini dapat digunakan untuk menganalisis pemilihan konfigurasi energi listrik alternatif hibrid kincir angin dan solar panel untuk daerah lain di Indonesia," katanya.
(V001/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010