New York (ANTARA) - Dolar AS jatuh ke posisi terendah tiga minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data menunjukkan inflasi melonjak pada Maret, meskipun kenaikan tersebut diperkirakan tidak akan mengubah komitmen Federal Reserve untuk menjaga suku bunga pada level terendah untuk tahun-tahun mendatang.

Indeks harga konsumen meningkat 0,6 persen bulan lalu, kenaikan terbesar sejak Agustus 2012, setelah naik 0,4 persen pada Februari, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Selasa (13/4/2021). Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang volatil, IHK naik 0,3 pern. Yang disebut IHK inti naik 0,1 persen pada Februari.

Dolar sempat melonjak di tengah data tersebut, sebelum berbalik arah dan merosot ke posisi terendah tiga minggu.

Baca juga: Yuan berbalik menguat 124 basis poin menjadi 6,5454 terhadap dolar AS

"Itu tetap tidak mengubah prospek Fed untuk tetap berada di jalur suku bunga rendah di masa mendatang," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington. “Kami cenderung melihat inflasi bergerak lebih tinggi, sebelum akhirnya bergerak lebih rendah. Sejauh ini ekonomi berpegang teguh pada skrip The Fed."

Inflasi diperkirakan akan menunjukkan perbandingan bullish ekstra dengan tahun lalu dalam beberapa bulan mendatang karena penurunan tekanan harga pada 2020 ketika bisnis ditutup karena penyebaran COVID-19.

Bank sentral AS telah mengatakan pihaknya akan melihat peningkatan inflasi sementara, dan analis memperkirakan hal itu akan memungkinkan inflasi berjalan lebih panas dari yang diperkirakan sebelumnya sebelum menaikkan suku bunga.

Presiden Bank Fed Philadelphia, Patrick Harker mengatakan pada Selasa (13/4/2021) bahwa kecil kemungkinan inflasi akan lepas kendali tahun ini.

Baca juga: Tunggu data inflasi dan penjualan ritel AS, dolar turun tipis

Rilis ekonomi utama AS berikutnya adalah data penjualan ritel untuk Maret pada Kamis (15/4/2021).

Indeks dolar jatuh ke level 91,85, level terendah sejak 23 Maret. Greenback juga jatuh ke posisi terendah sesi karena imbal hasil obligasi pemerintah turun, menyusul lelang obligasi 30-tahun yang kuat, penjualan akhir obligasi dengan kupon minggu ini.

Euro menguat 0,28 persen menjadi 1,1945 dolar AS. Greenback melemah 0,30 persen menjadi 109,10 yen Jepang.

Pound Inggris sedikit berubah pada 1,3748 dolar AS setelah bank sentral Inggris (BoE) mengatakan kepala ekonomnya akan meninggalkan bank sentral itu akhir tahun ini.

Dolar Australia, yang merupakan proksi untuk selera risiko global, naik 0,29 persen menjadi 0,7643 dolar AS.

Dolar Selandia Baru naik 0,34 persen menjadi 0,7051 dolar AS. Bank sentral negara itu diperkirakan pada Rabu akan membiarkan suku bunga dan program pelonggaran kuantitatifnya tidak berubah.

Rubel Rusia memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Selasa (13/4/2021) setelah laporan bahwa Presiden AS Joe Biden melakukan percakapan telepon dengan mitranya, Vladimir Putin, ketika pasar terus mencermati ketegangan geopolitik antara Moskow dan Barat.

Bitcoin mencapai rekor 63.769 dolar AS, memperpanjang reli 2021 ke ketinggian baru sehari sebelum pencatatan saham di platform mata uang kripto Coinbase di Amerika Serikat.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021