Pertumbuhan industri reksa dana pada tahun ini akan berada di kisaran 5-10 persen
Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat menilai potensi kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih cukup besar dan diproyeksikan pada akhir 2021 akan mencapai level 6.900.

Melalui keterangannya di Jakarta, Rabu, Fajar bahkan mengatakan IHSG bisa saja bergerak ke level 7.000-7.200 yang diprediksi akan terjadi pada kuartal III-2021, sebelum akhirnya perlahan terkoreksi dan bergerak ke arah 6.900 pada akhir tahun.

Menurutnya, pergerakan pasar saham sejauh ini masih digerakkan oleh sentimen maupun berita saja, namun memasuki semester II 2021 pasar lebih akan didorong oleh fundamental saham-saham.

"Kinerja emiten sebenarnya sejauh ini belum bisa dinilai, karena laporan keuangan full year 2020 ataupun kuartal I 2021 masih sangat dipengaruhi pandemi dan masa transisi. Tapi, untuk laporan keuangan kuartal II 2021, baru terlihat hasil dari konsistensi strategi masing-masing perusahaan dalam menyiasati dampak pandemi," ujar Fajar.

Jika investasi saham dianggap terlalu berisiko, lanjut Fajar, investor bisa mencoba masuk ke reksa dana. Syailendra memiliki sejumlah produk reksa dana yang disiapkan, yakni reksa dana pendapatan tetap, campuran, dan reksa dana indeks.

Fajar memprediksi tahun ini pertumbuhan industri reksa dana akan kembali mulai normal. Ia memperkirakan pertumbuhan industri reksa dana pada tahun ini akan berada di kisaran 5-10 persen.

Menurutnya, jenis reksa dana yang berpotensi tumbuh paling optimal adalah reksa dana saham, reksa dana indeks, reksa dana pendapatan tetap, lalu reksa dana pasar uang.

Syailendra menyiapkan beberapa produk baru reksa dana berbasis ritel di tahun ini. Produk tersebut dibentuk untuk menangkap peluang pertumbuhan investor ritel yang cukup pesat belakangan ini.

Untuk reksa dana indeks, perusahaan juga menyiapkan beberapa produk reksa dana tersebut. Fajar menambahkan, saat ini pasar reksa dana indeks masih punya ruang yang sangat besar untuk terus tumbuh. Reksa dana indeks dinilai menawarkan transparansi yang akan memudahkan investor.

"Dengan berbagai produk reksa dana baru yang sudah disiapkan ini, kami optimistis Syailendra bisa mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan sebesar 5 sampai 10 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Fajar.

Salah satu produk perseroan yakni Syailendra Balance [ms1] Opportunity Fund mencetak imbal hasil (yield) 15,88 persen, mengalahkan acuan Indeks Reksa Dana Campuran (IRDCP) dengan yield 8,24 persen.

Pada akhir tahun lalu, dana kelolaan Syailendra mencapai Rp23,43 triliun. Sementara per akhir Februari 2021, dana kelolaan Syailendra tumbuh 4,35 persen menjadi Rp24,45 triliun.

Jumlah tersebut tidak termasuk Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) dan Kontrak Pengelolaan Dana (KPD). Jika termasuk semua jenis reksa dana, total dana kelolaan Syailendra adalah sebesar Rp26,14 triliun. Saat ini perseroan menguasai 4,15 persen pangsa pasar dari seluruh dana kelolaan industri manajer investasi.

Baca juga: Penurunan suku bunga, reksa dana dinilai tetap jadi opsi investasi
Baca juga: Dana kelolaan reksa dana turun Rp2,34 triliun pada awal tahun ini
Baca juga: Investor disarankan diversifikasi investasi ke reksa dana saham

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021