tiba-tiba tadi malam mimpi, mau bikin patung, besok diwujudkan patung
Jakarta (ANTARA) - Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengkritik pembangunan tugu sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat karena tanpa perencanaan dan hanya berdasarkan mimpi.

"Kerja kalau tidak menggunakan perencanaan ya begitu, kan kerja ujug-ujug, tiba-tiba tadi malam mimpi, mau bikin patung, besok diwujudkan patung," kata Gembong di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Anggota Komisi A DPRD DKI ini menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk bekerja sesuai yang sudah direncanakan saja dan jangan seperti hanya bekerja dengan selera mimpi di malam hari karena tiba-tiba membangun tugu tanpa perencanaan apa pun.

"Bahasa saya adalah, Pak Anies Baswedan cukup bekerja sesuai apa yang tertulis, bukan sesuai mimpinya. Yang tertulis apa? Ya, yang di RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah) saja," kata Gembong.

Baca juga: Anggota DPRD pertanyakan makna tugu sepeda di kawasan Sudirman

Gembong tidak mempermasalahkan sumber anggaran berasal dari pihak ketiga, sebab bentuk pembiayaan dari pihak ketiga untuk tugu sepeda tersebut merupakan pendapatan sah yang bisa diambil Pemprov DKI.

Namun, Gembong berpendapat, akan lebih baik jika proyek yang dibangun berdasarkan asas manfaat dan melihat kondisi DKI Jakarta saat ini.

"Kan harus melihat sisi manfaat bagi warga Jakarta. Apakah itu bermanfaat atau tidak, tapi melihat situasi sekarang, (pembangunan tugu sepeda) belum menjadi hal yang sangat prioritas. Maka bekerja jangan berdasarkan mimpi," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan tugu atau prasasti sepeda senilai Rp800 juta dari dana pihak ketiga itu dibangun untuk dijadikan tempat swafot dan bisa menjadi ikon baru kota Jakarta, sekaligus mempercantik tempat-tempat yang ada di Jakarta.

Baca juga: Pembangunan tugu sepeda Rp800 juta untuk tunjukan keberpihakan DKI

Dana Rp800 juta, kata Riza, merupakan bentuk penghargaan dari seniman dan konsultan yang sudah bersusah payah mewujudkan hal tersebut.

"Tentu yang namanya kami harus menghargai para seniman seni rupa yang membuat (tugu sepeda) dan para konsultan," kata Riza.

Riza mengatakan tugu sepeda tersebut sebagai bentuk penghargaan bahwa DKI Jakarta ingin sepeda tak lagi menjadi alat olahraga saja, tetapi juga sebagai alat rekreasi dan alat transportasi.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021