Surabaya (ANTARA News) - Lima dosen dari "Tumba College of Technology" Rwanda, Senin, memulai magang dalam program "short training" di PENS-ITS Surabaya, setelah sebelumnya kedatangan mereka diterima oleh Pembantu Direktur II PENS-ITS Surabaya, Aries Pratiarso, ST. MT.

Lima orang itu terlihat langsung membaur dengan calon pelatihnya adalah Ndacyayisaba Raymond, Mupenzi Theogene, Mugemanyi Sylvere, Kanyesheja Jean De Dieu, dan Mbyayingabo JMV.

"Sebetulnya ini adalah lanjutan dari program The Streghtening Capacity Building Tumba National College of Tecnology (Kerja Sama Teknik antara PENS dengan Tumba National College of Technology/TCT)," kata Aries.

Menurut dia, kerja sama itu merupakan prakarsa dari Japan International Cooperation Agency (JICA) yang telah berlangsung setahun lalu.

"Tidak hanya menerima magang dari TCT, PENS juga mengirimkan delapan staf pengajar ke TCT Rwanda sejak setahun lalu," katanya.

Para peserta magang akan mempelajari tiga bidang, yaitu telekomunikasi, mekatronika robotika, dan elektro industri.

"Selama magang, mereka dijadwalkan mengunjungi tiga industri, yaitu Semen Tuban, PT Phillips, dan PT Telkom," katanya.

Di akhir magang, mereka wajib membuat laporan serta kesimpulan hasil pembelajaran.

Secara terpisah, Ndacyayisaba Raymond, salah seorang peserta menyatakan kegembiraannya atas kesempatan untuk belajar di Indonesia yang secara teknologi lebih maju dari negaranya.

Raymond pun terlihat aktif dan tidak segan untuk bertanya kepada pelatihnya.

"I`m glad to be here and I wish I can learn many subject especially about robotics,"ungkapnya. Ia mengakui sedikitnya rakyat Rwanda yang dapat mengenyam pendidikan karena biaya dan kondisi politik yang kurang kondusif di sana.

Lokasi kampus TCT pun sangat jauh, yaitu di daerah pegunungan dengan suhu yang cukup dingin, sehingga mereka tak jarang pula mereka mengeluh dengan suhu di Surabaya yang memang akhir-akhir ini mulai panas. (Ant/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010