Palu (ANTARA) - Kawasan bekas tsunami di Kelurahan Talise Kota Palu menjadi destinasi favorit warga, baik dari dalam maupun luar Kota Palu untuk menunggu waktu berbuka puasa saat sore (ngabuburit) setiap hari selama bulan suci Ramadan.

Sambil ngabuburit, pengunjung tidak lupa mengabadikan momen dengan berswa foto bersama teman, kerabat, keluarga dan pasangan. Eks Masjid Terapung yang menjadi saksi bisu bencana kelam itu juga menjadi daya tarik pengunjung untuk ngabuburit di sana.

"Di sini enak ngabuburit apalagi ditambah dengan pemandangan alam yang sangat indah sehingga tidak terasa sudah masuk waktu berbuka puasa," kata salah satu pengunjung asal Kabupaten Parigi Moutong Rahmawati, Jumat petang.

Menurutnya, tidak banyak tempat ngabuburit di Provinsi Sulteng bahkan di luar Sulteng yang menyajikan pemandangan alam seindah di kawasan Pantai Teluk Palu yang pernah dihantam tsunami.

Baca juga: ACT Sulteng ajak umat beramal via Gerakan Sedekah Pangan Ramadhan

Baca juga: Cegah penularan COVID-19, ibadah Ramadhan di Sulteng diatur


"Pemandangan lima dimensi berupa laut, sungai, teluk, lembah dan gunung dapat dinikmati warga gratis di sini bekas tsunami sini," ujarnya.

Sama halnya dengan Sandi, warga asli Kota Palu itu mengaku lebih suka ngabuburit di kawasan pantai di bekas tsunami Kelurahan Talise dari pada di tempat lain seperti di bukit, warung kopi (warkop) maupun kafe.

"Lebih enak ngabuburit di pantai sini (kawasan bekas tsunami). Sambil tunggu waktu berbuka puasa, bisa menikmati hembusan angin laut sambil melihat nelayan melaut, memancing ikan dan ombak lautnya," ucapnya.

Menurutnya tidak banyak spot wisata di Indonesia yang pernah ia kunjungi menyajikan pemandangan alam seindah ibu kota Provinsi Sulteng tersebut.

Biasanya, lanjutnya, destinasi wisata di daerah lain hanya menyajikan pemandangan laut atau gunung atau lembah atau teluk saja.

"Tapi di kawasan bekas tsunami ini semua ada. Kita bisa menikmati semuanya. Satu kali memandang langsung lihat laut, teluk, sungai, gunung dan lembahnya," ujarnya.*

Baca juga: Dua kali penyintas gempa Sulteng jalani puasa ramadhan di huntara

Baca juga: Arus balik di jalur Trans Sulawesi padat


Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021