Jakarta (ANTARA News) - Stres? Salahkanlah orang tua Anda. Para ilmuwan telah mengidentifikasi sebuah gen yang mempengaruhi kemampuan kita ketika menghadapi keadaan sulit.

Temuan ini menjelaskan mengapa beberapa orang tetap berkepala dingin, bahkan di waktu tersulit, sementara yang lain hancur lebur.

Ini juga berarti jika pekerjaan anda atau kehidupan rumah tangga berkelok-kelok, anda tidak perlu segera menyalahkan atasan anda atau anak-anak anda.

Setelah semua faktor, ternyata gen yang diwarisi orang tua anda adalah akar penyebab anda rentan stres.

Peneliti Profesor Guillen Fernandez menggunakan pemindai untuk melihat bagaimana otak manusia bereaksi di bawah tekanan.

Dalam hal ini, stres mengambil bentuk adegan kekerasan di film, diikuti oleh serangkaian gambar wajah-wajah marah dan ketakutan.

Dalam pengujian, dia menemukan amigdala, bagian 'primitif' wilayah otak yang membantu menjaga emosi kita, amigdala lebih aktif dalam orang-orang yang mewarisi 'stres gen'.

Sekitar setengah dari kita memiliki gen tersebut, membuat kita lebih waspada terhadap masalah - tetapi juga lebih rentan terhadap tekanan, kata Forum tahunan European Neuroscience Societies.

Profesor Guillen, dari Institut Donders untuk Otak, Kognisi dan Perilaku di Nijmegen berkata: "Ini hanya perbedaan genetis individu hanya di permukaan ketika orang mengalami stres.

"Ini adalah pertama kalinya variasi genetik telah ditemukan dan menunjukkan respon berbeda terhadap rangsangan emosional ketika mereka stres."

Dia menambahkan: "Kami sedang menyelidiki apakah orang-orang ini juga lebih rentan terhadap gangguan stres pasca-trauma disorder setelah mengalami trauma yang nyata."

Stres tidak hanya emosi yang diterjemahkan oleh para ilmuwan.

Sebelumnya mereka telah menunjukkan bahwa gen yang kita warisi membantu menentukan apakah kita memiliki kepala dingin atau "mudah meledak".

Gen kita juga membantu menentukan apakah kita melihat sisi baiknya, membantu menjelaskan mengapa beberapa orang memiliki "musim semi" di langkah mereka, sementara yang lain seperti tidak ada yang lebih baik daripada mengeluh baik.

Awal tahun ini, sebuah studi menunjukkan bahwa satu dari lima dari kita mewarisi "unfitness gen" (gen tak sehat) yang berarti tidak peduli seberapa sering kita menghindari pengaruhnya, kita tetap akan mengalaminya.

Peneliti Royal Veterinary College memfokuskan pada kebugaran aerobik, tetapi percaya DNA kita juga bisa mempengaruhi kemampuan kita untuk membakar lemak melalui latihan.

Bahkan kadar romantisme dalam hidup kita dapat ditelusuri dengan DNA kita.

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa rahasia daya tarik yang tersembunyi dalam gen-gen sistem kekebalan tubuh dan variasi lebih dari mereka, membuat lebih banyak pacar akan dimiliki oleh seorang wanita.

(Adm/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010