Padang (ANTARA) - Pariwisata berperan dalam pembangunan daerah dan nasional karena dapat menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) dan penghasil devisa bagi negara. Pariwisata juga dapat meratakan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Karena itu pariwisata kini menjadi industri yang dikembangkan oleh pemerintah dan swasta, bahkan banyak pemerintah daerah memfokuskan pembangunan daerah dengan konsep wisata. Untuk mewujudkan daerah tujuan wisata, pemerintah tidak saja membenahi sarana dan prasarana namun juga membina sumber daya manusia di lokasi objek wisata.

Pariwisata tidak saja berfungsi sebagai penahan wisatawan lebih lama di suatu daerah namun juga bagaimana wisatawan itu mengeluarkan uang sebanyak-banyaknya di daerah yang dikunjungi. Untuk itu diperlukan fasilitas berupa pusat perbelanjaan yang representatif sehingga wisatawan dapat berbelanja dengan nyaman.

Permasalahannya tidak semua daerah memiliki pasar yang representatif dan hanya memiliki pasar tradisional yang identik dengan kotor, bau, dan tidak tertata sehingga wisatawan enggan datang ke tempat orang transaksi jual beli tersebut.

Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dicetuskan program revitalisasi pasar tradisional yang diharapkan dapat menyaingi keberadaan pasar modern yang semakin lama menggeser posisi pasar tradisional.

Salah satu daerah yang mendapatkan program tersebut yaitu Kota Pariaman, Sumatera Barat yakni Pasar Rakyat Pariaman. Tidak tanggung-tanggung, dana yang dikucurkan pemerintah pusat untuk pembangunan pasar yang diresmikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Selasa (6/4) mencapai Rp88 miliar.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan pembangunan dan revitalisasi guna memberikan akses kepada pedagang, terutama di kalangan UMKM (usaha mikro kecil menengah)," kata Wapres saat sambutan pada Peresmian Pasar Rakyat Pariaman di Pariaman.

Ia mengatakan Pasar Pariaman memiliki sejarah panjang yaitu semenjak pemerintahan Hindia Belanda. Aspek historis tersebut yang menjadi modal revitalisasi yang diselaraskan dengan aspek lingkungan dan nilai-nilai kearifan lokal.

Revitalisasi yang dilakukan tidak saja dalam bentuk fisik namun juga manajemen, sosial, dan ekonomi sehingga Pasar Rakyat Pariaman mampu bersaing dengan pasar-pasar lainnya.

"Pasar Pariaman harus sehat, bersih, aman, dan tertata agar mampu bersaing dengan pasar-pasar lainnya," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah dan pengelola pasar dapat merevitalisasi manajemen dalam tata niaga dan pelayanan pasar. Hal tersebut akan bermuara pada revitalisasi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan pedagang.

Menurutnya Pasar Rakyat Pariaman berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata belanja khususnya untuk produk khas daerah dan kuliner karena melihat lokasinya yang strategis. Oleh karena itu ia berharap pasar tersebut mampu menjadi motor penggerak perkembangan pelaku UMKM di Kota Pariaman dan produk dalam negeri.

"UMKM harus kita gerakkan, begitu juga produk dalam negeri dan presiden sudah minta kita semua menggunakan produk dalam negeri," katanya.

Sementara Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan Pasar Rakyat Pariaman memiliki banyak kelebihan mulai dari mudah diakses hingga dekat dengan objek wisata sehingga dirinya meyakini sarana jual beli itu nantinya ramai dikunjungi orang serta berdampak positif terhadap pendapatan pedagang.

"Pasar ini tidak saja dapat diakses melalui darat (kendaraan bermotor) namun juga dengan kereta api," kata Mahyeldi saat meninjau Pasar Rakyat Pariaman di Pariaman.

Lalu, Pasar Rakyat Pariaman juga dilengkapi lift, eskalator, dan tangga untuk menghubungkan empat lantai yang dimiliki sehingga menurutnya bangunan itu merupakan sarana jual beli terlengkap dalam hal akses. Selain itu, lanjutnya lokasi pasar juga berada dekat dengan pantai yang selama ini telah ditata oleh pemerintah setempat untuk objek wisata guna menarik kunjungan wisatawan ke daerah itu.

"Di sini banyak terdapat tempat menarik. Pak wali sudah menata pantai dan pulau-pulau untuk wisata," katanya.

Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan Pasar Pariaman awalnya dibangun pada 1980-an namun mengalami kerusakan akibat gempa pada 2009 dan tidak pernah diperbaiki.

"Karena kondisi keuangan daerah yang minim maka kami mengusulkan kepada presiden untuk membantu pembangunan pasar ini kembali," katanya.

Permohonan dari pemerintah kota (Pemkot) dan warga Pariaman dikabulkan sehingga pasar tersebut dibangunkan kembali oleh pemerintah pusat akhir 2019 dan awal 2021 pembangunannya dilaksanakan.

Pasar Rakyat Pariaman memiliki empat lantai yang dilengkapi dengan sejumlah tangga dan eskalator serta satu lif guna mempermudah pengunjung untuk mengakses masing-masing lantai. Bangunan yang memiliki gonjong tersebut memiliki konsep ramah lingkungan atau 'green building' sehingga hemat energi dan air, ramah terhadap gempa serta dilengkapi shelter tsunami.

Meskipun pasar tersebut bersifat tradisional namun konsep yang diterapkan pasar modern. Bahkan pembayaran di pasar tersebut dapat dilakukan dengan sistem non tunai atau menggunakan uang digital melalui QR Code Indonesian Standard (QRIS).

Guna menata pasar tersebut akan terlihat tertata maka Pemkot Pariaman mengatur pengalokasian penggunaan empat lantai bangunan Pasar Rakyat Pariaman berdasarkan jenis dagangan guna menciptakan kenyamanan pengunjung serta keadilan terhadap pedagang. Lantai satu akan digunakan untuk komoditas pakaian, lantai dua barang harian, lantai tiga toko elektronik, emas, obat, buku, dan salon sedangkan lantai empat atau atap digunakan untuk kuliner.

Bahkan Pemkot Pariaman menjadikan Pasar Rakyat Pariaman sebagai pasar kering atau pasar yang hanya menjual produk kering sedangkan produk yang bersifat basah ditempatkan di pasar yang berada di depan gedung pasar yang baru.

Untuk perawatan pasar tersebut pihaknya membentuk unit pelaksana teknis diantaranya unit listrik, kebersihan, dan keamanan yang hal tersebut sesuai dengan arahan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kemendag RI.

"Dengan begitu pasar ini dapat terawat dengan baik, tidak rusak sehingga masyarakat dapat menikmatinya," ujar dia.

Penataan dan upaya yang dilakukan tersebut karena Pemkot Pariaman ingin menjadikan pasar itu sebagai penunjang wisata di Kota Pariaman.

"Konsep pasar ini memang menunjang pariwisata serta dapat dijadikan sebagai selter ketika terjadi bencana," kata Genius di Pariaman, Sabtu.

Ia mengatakan lokasi pasar tersebut dekat dengan Pantai Gandoriah yang merupakan salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan di Pariaman. Dengan lokasi yang dekat dengan objek wisata tersebut, lanjutnya maka di Pasar Rakyat Pariaman nantinya dapat dijual souvenir dan oleh-oleh untuk wisatawan.

"Pasar ini bisa menjadi pusat oleh-oleh sehingga dapat terjadi keterpaduan," katanya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Pariaman Jamohor mengatakan Pasar Rakyat Pariaman dapat mewujudkan daerah itu sebagai terminal ekonomi masyarakat.

"Hasil pertanian yang dijual di Pasar Pariaman tidak saja berasal dari Kota Pariaman namun juga Kabupaten Padang Pariaman yang tentunya kondisinya masih segar-segar," kata dia di Pariaman, Sabtu

Ia mengatakan untuk menjadikan Pariaman sebagai terminal ekonomi tersebut maka tempat orang jual beli itu harus menjadi satu kesatuan dengan pariwisata dengan cara mengelolanya dengan sebaik mungkin. Bahkan bila perlu pemerintah membangun jembatan artistik dan ikonik yang menghubungkan pasar dengan Pantai Gandoriah.

"Di jembatan itu nanti juga terdapat orang menjual cenderamata khas Pariaman," ujarnya.

Menurutnya dengan adanya jembatan tersebut maka wisatawan dapat berwisata serta membeli keperluan rumah tangga di Pasar Pariaman tanpa mencari lokasi parkir lagi.

Salah seorang pedagang sepatu di Pasar Rakyat Pariaman Ade Deva (37) mengaku bersyukur dapat berdagang di bangunan pasar yang baru karena memiliki struktur bangunan yang bagus sehingga dapat memancing kunjungan wisatawan.

"Kalau sekarang sih jual beli belum terlalu meningkat karena masih baru dan masih suasana ramadhan," ujar dia.

Namun ia berharap ke depan kunjungan serta jual beli ke Pasar Rakyat Pariaman meningkat sehingga dapat mengangkat ekonomi keluarganya.

Sedangkan pedagang lainnya Musniar (40) meminta agar penataan pedagang diatur kembali karena menilai saat ini belum sesuai. Ia meminta pedagang pakaian dan tas disamakan di lantai yang sama karena dua komoditas tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

"Kalau sekarang pedagang pakaian di lantai satu sedangkan tas di lantai tiga," tambahnya.

Baca juga: Wapres: Pasar Rakyat Pariaman bakal jadi wisata belanja kuliner

Baca juga: Kementerian PUPR programkan penghijauan di Pasar Pariaman



 

Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021