Tidak ada dan tidak pernah ada tujuan dari negosiasi semacam kesepakatan yang akan dicapai pada 22 April
Brasilia (ANTARA) - Menteri lingkungan Brazil, Ricardo Salles, mengatakan kepada Reuters pada Jumat (16/4) bahwa Brazil akan butuh menerima $ 10 miliar (Rp145 triliun) setiap tahun dalam bantuan luar negeri untuk mencapai nol emisi karbon bersih dalam sepanjang kegiatan ekonomi sampai 2050, bukan 2060 seperti yang direncanakan saat ini.

Salles secara teratur menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil bagian dari pemeriksaan untuk mengurangi emisi karbon Brazil, yang sebagian besar berasal dari penggundulan hutan.

Seruannya untuk bantuan $ 10 miliar setahun itu datang ketika Brazil merundingkan kesepakatan potensial terpisah dengan Amerika Serikat untuk mengumpulkan dana asing guna memerangi melonjaknya deforestasi di hutan hujan Amazon. Salles mengatakan dia tidak mengharapkan kesepakatan akan diumumkan pada KTT Hari Bumi AS minggu depan, tetapi pembicaraan dengan Amerika Serikat akan terus berlanjut.

"Tidak ada dan tidak pernah ada tujuan dari negosiasi semacam kesepakatan yang akan dicapai pada 22 April," kata Salles dalam sebuah wawancara.

Reuters melaporkan pada Kamis (15/4) bahwa kesepakatan potensial telah menemui jalan buntu, dengan Brazil menuntut pendanaan di muka untuk meningkatkan upaya memerangi deforestasi sementara Amerika Serikat menuntut hasil sebelum membuka dompetnya.

"Kami memahami logika mereka, tetapi mereka membutuhkan pemahaman bahwa Brazil sudah mendapatkan banyak hasil," kata Salles.

Ia mencontohkan fakta bahwa sebagian besar hutan Brazil masih terjaga, yang berarti emisi dari karbon yang dikandungnya dapat dihindari.

Deforestasi di bagian Brazil dari hutan hujan Amazon telah meroket di bawah Bolsonaro, mencapai tertinggi 12 tahun pada 2020 dengan luas 14 kali luas Kota New York yang dihancurkan, data pemerintah menunjukkan.

Salles mengatakan hanya $ 1 miliar per tahun dari $ 10 miliar akan memungkinkan Brazil mencapai nol deforestasi ilegal menjelang target 2030 yang ada.

Sekitar sepertiga dari uang itu akan digunakan untuk mengontrak lebih banyak agen lingkungan, mungkin diambil dari jajaran polisi militer nasional, kata Salles.

Dua pertiga lainnya akan digunakan untuk berinvestasi dalam pembangunan berkelanjutan di wilayah Amazon, katanya.

"Ini yang kami sampaikan," kata Salles, tentang proposal untuk menghentikan deforestasi. "Dalam semangat apa? Kamu menginginkan rencana? Ini dia rencana."

Bolsonaro pada Rabu (14/4) mengirim surat kepada Presiden AS Joe Biden yang berkomitmen kembali kepada Brazil untuk menghapus deforestasi ilegal pada 2030, sebuah target yang dipertanyakan oleh lonjakan kehancuran Amazon baru-baru ini.

Tetapi surat itu berhenti memenuhi tuntutan Amerika Serikat lainnya yang mencakup penurunan langsung deforestasi pada 2021 dan meningkatkan penegakan lingkungan.

Wakil Presiden Hamilton Mourao, yang ditugasi Bolsonaro untuk kebijakan Amazon, mengatakan pada Jumat bahwa untuk mencapai target 2030 akan membutuhkan pengurangan 15-20% dalam penggundulan hutan Amazon setiap tahun sampai saat itu.

Mourao mengatakan pemerintah sedang mempelajari perpanjangan penempatan militer untuk melindungi Amazon jika kehancuran tidak turun sebanyak itu pada Juli.

Pengerahan militer yang mahal akan selesai pada akhir bulan ini, setelah gagal memulihkan deforestasi dan kebakaran ke tingkat sebelum Bolsonaro menjabat.


Baca juga: Guatemala blokir perjalanan dari Brazil, Inggris dan Afsel

Baca juga: ICU COVID-19 di Brazil didominasi pasien berusia 40 tahun ke bawah

Penerjemah: Mulyo Sunyoto
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021