Bandung (ANTARA) - Kehadiran bulan Ramadhan hingga memasuki Lebaran bagi umat muslim tak lepas dari munculnya suasana aktivitas perbelanjaan yang tak seperti biasanya terjadi dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

Suasana tersebut menjadi peluang bisnis untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Termasuk ekosistem Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang juga memiliki potensi besar untuk memanfaatkan momentum tersebut.

Masa pandemi COVID-19 yang mengganggu laju pertumbuhan ekonomi ini memaksa seluruh pihak untuk mencari alternatif. Sehingga UMKM kini dipilih untuk menjadi instrumen penting dalam memulihkan situasi ekonomi Tanah Air.

Meski telah terpilih, UMKM pun perlu mencari cara untuk bisa menggeliatkan lagi ekosistem usahanya setelah ikut terpuruk juga akibat pandemi. Selain  digitalisasi, UMKM juga perlu pintar mencari peluang pada momen-momen tertentu, salah satunya pada momen bulan suci umat muslim.

Selain era teknologi yang terus berkembang, pandemi COVID-19 juga memiliki peran penting yang menyebabkan berubahnya perilaku masyarakat. Perilaku yang berubah itu salah satunya masyarakat yang kini kerap berbelanja secara daring melalui e-commerce.

Adapun momen Ramadhan hingga Lebaran ini, aktivitas perbelanjaan masyarakat diyakini tidak akan surut. Apalagi pada Ramadhan tahun 2021 ini perputaran uang diprediksi akan lebih meningkat dibandingkan dengan Ramadhan tahun 2020.

Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mendorong UMKM bisa masuk ke ekosistem digital agar tidak kalah saing dengan produk impor yang juga tampil dominan.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Handiman mengatakan digitalisasi UMKM itu memang sangat penting untuk mendorong produk lokal dapat bersaing dengan produk impor.

Proses menuju digitalisasi UMKM itu perlu disertai dengan sejumlah edukasi terhadap para pelaku UMKM. Atet mengaku terus bekerjasama dengan sejumlah e-commerce untuk mengedukasi para UMKM.

Apalagi tantangan besar UMKM untuk bisa bersaing adalah pemasaran. Selain bekerjasama untuk edukasi, para e-commerce itu diharap bisa juga memberi ruang lebih untuk para UMKM agar tidak tersisihkan dengan produk luar.

"Jadi diharapkan akan menjadi sebuah sistem yang mengonsolidasikan para UMKM, dan UMKM sendiri akan terbantu usahanya," kata Atet di Bandung, Jawa Barat, Senin.

Butuh e-commerce

Di tengah hiruk pikuk produk impor yang kerap muncul dominan di sejumlah platform e-commerce Tanah Air, Atet menyebut para UMKM butuh didigitalisasi dengan platform yang juga mendukung keberadaannya.

Salah satunya, Atet menyebut yakni platform Evermos yang peduli dengan UMKM lokal. Karena, menutnya kehadiran platform yang mendukung UMKM itu bisa menjadi solusi tantangan pemasaran yang kerap dialami UMKM.

Menurutnya platform e-commerce Evermos sendiri telah menyerap kurang lebih 300 UMKM di Bandung dengan mendapat omzet miliaran. Sehingga ia pun optimis dengan melihat adanya terobosan tersebut.

Dari "starting point" seperti itu optimis bentuk pemasaran produk UMKM itu akan lebih bervariasi dengan platformnya yang dibangun oleh Evermos.

Platform Evermos sendiri memang hanya menjual produk-produk lokal dan juga dari berbagai UMKM. Tidak hanya menjual, platform tersebut juga membantu UMKM dalam hal pengiriman, menyesuaikan harga pasar, dan membantu menyiapkan layanan pelanggan (customer service).

Selama pandemi COVID-19 ini, Atet menyebut UMKM yang mampu terus bertahan adalah UMKM yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan pasar.

Selain beradaptasi, pertumbuhan UMKM di masa pandemi itu pun diakselerasi oleh iklim digitalisasi yang mendorong proses pemasaran.

Maka dari itu, momen Ramadhan hingga Lebaran ini perlu dimanfaatkan UMKM untuk bisa beradaptasi dengan melihat peluang baru. Karena, kata Atet, UMKM yang mampu beradaptasi justru mendapat omzet lebih tinggi dibandingkan masa-masa normal.

Contohnya UMKM yang produknya bisa mendukung dengan masa pandemi COVID-19 ini, itu justru  omzetnya naik.

Sementara itu CEO Evermos Ghufron Mustaqim mengatakan pada momen Ramadhan ini geliat belanja masyarakat memang nampak terlihat berdasarkan catatan penjualan pada platform e-commerce Evermos sejak dua pekan terakhir.

Adapun kategori produk yang penjualannya meningkat drastis yakni seperti perlengkapan ibadah dan produk-produk kuliner dari UMKM. Sedangkan kategori fesyen pun menurutnya tak kalah laris pada awal-awal Ramadan ini.

Melihat fenomena tersebut, Ghufron mengatakan para UMKM yang bergerak pada kategori tersebut memilik potensi untuk mendapat omzet besar pada bulan suci umat muslim ini.

Dengan memberdayakan UMKM melalui wadah yang ia buat, Ghufron juga mengaku ingin kedepannya menjadi rekan bisnis UMKM untuk memberi masukkan terkait peluang bisnis yang potensial seperti pada momen Ramadhan ini.

"Sehingga mereka produksinya lebih tepat dengan serapan pasar, dan mereka menghindari produk yang tidak bisa diserap dengan pasar yang baik," katanya.

Peluang bisnis

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung juga sejauh terus berupaya untuk menghadirkan produk-produk UMKM agar bisa hadir di tengah masyarakat. Hal itu juga memang sebagian dari langkah pemulihan ekonomi nasional.

Untuk memaksimalkan peluang yang ada, Pemkot Bandung pun telah menggelar Hijab Fest yang diisi oleh produk-produk UMKM yang bergerak di sektor fesyen muslim.

Ada sebanyak 36 tenant produk lokal Kota Bandung yang mengikuti pameran Hijab Fest tersebut. Semua produknya memiliki kualitas butik, namun dengan harga yang sangat ekonomis.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bandung Siti Muntamah Oded mengatakan gelaran tersebut menjadi salah satu upaya untuk menggeliatkan pemulihan ekonomi.

Dengan mengoptimalkan potensi yang ada dengan pameran itu, menurutnya kualitas produk UMKM di Bandung bisa diketahui oleh masyarakat dan tak kalah saing dengan produk luar negeri.

Warga Kota Bandung harus mengapresiasi sekaligus menggunakannya. "Ini produk lokal Kota Bandung sangat layak untuk diekspor, dan sangat layak untuk dipakai, dan tidak kalah bagus oleh produk luar,” kata Siti.

Kegiatan itu pun selaras dengan program pemerintah yang tengah mengampanyekan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Sehingga menjelang Lebaran, masyarakat bisa memilih produk lokal untuk menemani hari raya umat muslim tersebut.
Baca juga: KemenkopUKM ajak UMKM Bandung manfaatkan kemudahan PP Nomor 7/2021
Baca juga: Teten Masduki, Gernas BBI, dan keyakinan produk UMKM yang selalu paten
Baca juga: Ridwan Kamil apresiasi "Teras Indonesia" ruang khusus UMKM Jawa Barat
​​​​​​​

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021