Solo (ANTARA News) - Seniman dari negara Zimbabwe, Albert Chimedza, memodifikasi alat musik mbira khas Zimbabw dengan nada-nada yang biasa muncul dari lata musik gamelan khas Jawa. "Mbira yang saya mainkan telah dimodifikasi nada-nadanya serupa dengan nada gamelan," kata Chimedza di Solo, Minggu. Oleh karena itu, kata dia, alat tersebut diberi nama mbira gamelan. Bentuknya seperti mangkok besar berdiameter sekitar setengah meter dan di bagian dalam mangkok tersebut terdapat sejumlah lempengan logam tipis logam yang bersuara berdenting saat dipetik dengan ibu jari ataupun jari telunjuk. "Ketertarikan saya untuk memodifikasi mbira dengan nada-nada gamelan bermula pada kunjungan saya empat tahun lalu di Indonesia," kata seniman yang juga merupakan direktur dari Gonambe Mbira Centredi di ibukota Zimbabwe, Harare. Dari situlah, dia mulai mengenal suara-suara gamelan dan pada kesempatan pertama dia mendengarkan musik gamelan tersebut muncul ketertarikan untuk memadukan dengan kesenian lokal Zimbabwe yang dia kuasai itu. "Perlu waktu dua tahun bagi saya untuk menggabungkan dua musik etnik tersebut. Selama itu saya mempelajari musik gamelan di sejumlah kota di Indonesia, " kata Chimedza yang mempelajari mbira dari Master Mbira internasional, Mondrake Muchena. Usai mempelajari musik gamelan di sejumlah kota, kata Chimedza, dia kembali ke Zimbabwe untuk memulai melakukan modifikasi pada alat musik mbira. "Tangga nadanya saya sesuaikan dengan nada-nada gamelan," kata seniman yang telah berkolaborasi dengan banyak seniman negara lain seperti dari Italia, Madagaskar, Jerman, Ethiopia, Jepang, Amerika Serikat, serta Indonesia. Dalam "Solo International Contemporary Ethnic Music" (SIEM) 2010 yang diselenggarakan di Kota Solo, Jawa Tengah, pada 7 hingga 11 Juli 2010, Albert Chimedza dan kelompok musik mbiranya berkolaborasi dengan kelompok musik gamelan Indonesia pimpinan Peni Chandra. Dalam dua kali penampilan kolaborasi pada SIEM 2010, para penonton dibuat susah membedakan nada-nada gamelan asli dengan nada dari mbira. Hasil modifikasi pada dua alat musik yang berbeda negara tersebut menimbulkan decak kagum para penonton dan aplaus yang bagus setiap permainan alat musik tersebut selesai dalam penampilan mereka. (ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010