Eksistensi model olahraga Eropa terancam, ditantang oleh pendekatan berbasis keuntungan ...
Jakarta (ANTARA) - Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach pada Selasa menyebut pendekatan berbasis keuntungan dan komersialisme murni tengah mengancam keajegan struktur olahraga di Eropa.

Kendati tidak menyebut secara gamblang, Bach jelas sedang merujuk kepada pembentukan Liga Super Eropa, sebuah kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions yang diumumkan oleh 12 klub Inggris, Spanyol dan Italia pada Minggu (18/4).

"Eksistensi model olahraga Eropa terancam, ditantang oleh pendekatan berbasis keuntungan yang mengabaikan...nilai sosial dalam olahraga serta kebutuhan mendasar di dunia pasca kemunculan virus corona," kata Bach di hadapan Kongres UEFA di Montreux, Swiss, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa.

Baca juga: UEFA larang pemain Liga Super Eropa main dalam Piala Dunia

Bach menyebut model olahraga Eropa yang berlaku saat ini membuka kesempatan klub olahraga beroperasi pada setiap level, dengan pendapatan kompetisi tingkat elit merembes dan turut dirasakan oleh klub-klub amatir.

"Model olahraga Eropa ini terancam karena misi sosial organisasi olahraga kalah menarik di hadapan para pemodal dan penyedia jasa olahraga komersial yang semata-mata mengejar keuntungan," kata Bach.

12 klub yang mengumumkan sebagai pendiri akan dipastikan memiliki tempat pada kompetisi Liga Super Eropa, sesuatu yang berbanding terbalik di mana mereka harus berjuang meraih tiket ke Liga Champions lewat capaian di liga domestik masing-masing.

Baca juga: Bos Real Madrid angkat bicara soal Liga Super Eropa
Baca juga: JP Morgan suntik dana Rp87 triliun untuk Liga Super Eropa

Belum lagi, para klub pendiri akan diguyur dana masing-masing senilai 3,5 miliar euro yang dibiayai oleh bank investasi AS, JP Morgan, sebagai bantuan untuk memulihkan kondisi finansial dan infrastruktur yang terdampak pandemi.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin sebelumnya sempat menyatakan pendirian Liga Super Eropa sebagai tindakan "meludahi wajah" segenap masyarakat sepak bola dan mendesak agar klub serta pemain yang terlibat di dalamnya untuk dilarang tampil pada kompetisi UEFA.

"Dalam lingkungan yang terpolarisasi ini, kepentingan pribadi yang sempit dan egoisme menangguk kemenangan atas solidaritas, nilai-nilai serta aturan bersama. Kita butuh lebih banyak solidaritas," kata Bach.

"Pelajaran ini berlaku bagi semua, olahraga apapun. Jika segalanya hanya dilihat dari kacamata bisnis... maka lenyaplah misi sosial olahraga," pungkasnya.

Baca juga: Bek Atalanta anggap aneh LSE karena ada Arsenal dan Spurs
Baca juga: PM Inggris bersumpah halangi Liga Super Eropa dengan segala cara
Baca juga: UEFA marah besar, sebut ada ular di balik Liga Super Eropa

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021