Bengkulu (ANTARA News) - Sejumlah industri kecil di Bengkulu teracam gulung tikar, menyusul dinaikkanya tarif dasar listrik (TDL) oleh pemerintah sejak awal Juli lalu.

"Kami benar-benar terpukul dengan kenaikan TDL awal Juli lalu, karena biaya operasional kami menjadi meningkat, sementara pendapatan usaha tetap seperti biasa," kata Anton, pengusaha industri kecil di Bengkulu, Rabu.

Dikatakan, kenaikan TDL bukan hanya memyebabkan biaya operasional pengusaha menjadi naik, tetapi harga bahan baku juga mengalami kenaikan karena pabrik juga menyesuaikan harga jualnya kepada konsumen.

Akibatnya, biaya produksi yang dikeluarkan meningkat dua kali lipat dari sebelum kenaikan TDL. Sementara untuk menaikkan harga penjualan belum memungkinkan karena dikhawatirkan omzet akan turun sehingga terpaksa mengurangi keuntungan.

Ia menyatakan belum tahi sampai kapan kondisi demikian dapat dipertahankan.

Menurut dia, jika kondisi usaha terus menerus seperti ini sulit untuk berkembang. Bahkan, cendrung akan mengalami gulung tikar. "Terus terang kami sangat terpukul dengan kebijakan pemerintah menaikan tarif TDL awal Juli lalu," ujarnya.

Keluhan serupa diungkapkan Zulkarnain, pengusaha yang bergerak dalam bidang pembuatan pakaian seragam sekolah.

Ia mengatakan, akibat kenaikan TDL dinaikan biaya operasional yang ditanggung menjadi tinggi karena biaya pemakaian listrik membengkak dari sebelumnya.

"Selama ini setiap bulan biaya pemakaian listrik sekitar Rp7 juta, tapi setelah terjadi kenaikan TDL diperkirakan bisa mencapai Rp10 juta per bulan. Sedangkan pendapatan tidak terjadi peningkatan," ujarnya.

Soalnya, tidak mungkin pihaknya langsung menaikan harga jual pakaian seragam sekolah kepada konsumen. Jika dipaksanakan naik, dikhawatikan pelanggan akan lari ke tempat lain.

"Jadi, kita terpaksa tidak menaikan harga jual meski biaya operasional meningkat. Ini kita lakukan demi kelangsung usaha semata," ujarnya.

Dia berharap kepada pemerintah agar meninjau kembali kenaikan TDL tersebut. Sebab, kenaikan TDL ini sangat memberatkan para pengusaha kecil.

"Seharusnya pada saat ekonomi masyarakat tidak menentu seperti ini pemerintah tidak menaikan TDL. Kenaikan TDL bukan hanya memberatkan pengusaha, tapi rakyat juga kena imbasnya," ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Aspindo) Bengkulu, Basri Muhammad, mengatakan, kenaikan TDL sangat memberatkan pengusaha kecil, karena biaya operasional yang mereka keluarkan menjadi naik dari sebelumnya.

Sementara pendapatan dari usaha mereka tidak mengalami kenaikan. Hal ini menyebabkan usaha industri kecil, khususnya di Bengkulu tidak dapat tumbuh dan berkembang.

"Saya berharap kenaikan TDL ini dapat ditinjau ulang oleh pemerintah," katanya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010