Jakarta (ANTARA) - Selama masa pandemi COVID-19, sebagian karyawan di Indonesia ternyata memilih bekerja kombinasi antara di kantor dan luar kantor, ketimbang salah satu dari keduanya.

Ini menjadi salah satu temuan survei yang dilakukan perusahaan penyedia informasi lowongan pekerjaan, JobStreet bersama Boston Consulting Group (BCG) dan The Network yang diterbitkan dalam tiga seri berjudul "Mengupas Tren Talent Global". Survei ini dilakukan secara global, termasuk melibatkan 33.084 responden di Indonesia.

Survei menilai dampak COVID-19 terhadap pekerjaan; mengevaluasi pentingnya keberlanjutan lingkungan dan dampak pada perubahan iklim; membahas seputar mobilitas baru dengan International Remote Hiring; dan mengevaluasi pentingnya keberagaman dan inklusi terhadap pencari kerja.

Terkait pemilihan lokasi bekerja, hasil survei memperlihatkan karena pandemi jumlah karyawan yang bekerja sepenuhnya di kantor menurun dari 68 persen menjadi 46 persen. Saat mereka diberikan pilihan untuk bekerja sepenuhnya di luar kantor, bekerja sepenuhnya di luar kantor atau kombinasi bekerja di kantor dan di luar kantor, mayoritas responden (68 persen) memilih untuk bekerja kombinasi antara di kantor dan di luar kantor.

Baca juga: Baru lulus dan sedang cari pekerjaan? Simak kiat berikut

Baca juga: Jobstreet selalu pastikan perusahaan pencari kerja valid


Di sisi lain, saat ini, secara berurutan, ada tiga hal terpenting bagi pekerja di Indonesia yakni hubungan yang baik dengan rekan kerja, hubungan baik dengan atasan dan dan kompensasi finansial.

Dampak COVID-19 yang paling signifikan bagi pekerja ialah menurunnya kesejahteraan mereka yang rata-rata merasa negatif. Namun, penggunaan media digital dirasa memberikan dampak paling positif.

Berdasarkan temuan ini, pihak JobStreet merekomendasikan perusahaan mengembangkan strategi kerja jarak jauh yang matang. Ada setidaknya empat hal yang bisa dilakukan.

Pertama mempertimbangkan dengan baik sistem kerja yang tepat untuk jenis pekerjaan tertentu. Evaluasi "remote-ability" jenis pekerjaan tertentu berdasarkan kebutuhan infrastruktur, frekuensi interaksi dengan stakeholder dan sebagainya.

Sistem kerja berbeda dapat dilakukan mulai dari menawarkan kerja jarak jauh sebagai fasilitas tambahan hingga pergeseran total ke sistem kerja jarak jauh (di mana karyawan datang ke kantor hanya untuk acara tertentu).

Berikutnya, seimbangkan tata kelola dan fleksibilitas. Berikan pedoman sistem kerja yang tersedia dalam kondisi tertentu, serta cara mengajukannya. Berikan kebebasan bagi pekerja untuk menentukan keinginan pribadi mereka.

Ketiga, pastikan ketersediaan media dan alat bantu yang tepat. Sediakan mekanisme dan media kolaborasi baru serta infrastruktur yang tepat di rumah dan kantor, termasuk solusi pembelajaran virtual.

Terakhir, lakukan percobaan dan pantau tingkat keberhasilan. Lakukan percobaan kecil sebelum meluncurkan berbagai kebijakan baru. Pantau terus menerus engagement, pengalaman, serta hasil kerja karyawan, dan sesuaikan sistem kerja berdasarkan kebutuhan.

Lebih lanjut, hasil survei juga memperlihatkan terdapat penurunan dalam persentase masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Pada tahun 2014, 76 persen masyarakat Indonesia tertarik untuk bekerja di luar negeri, dan sekarang jumlahnya menjadi 46 persen.

Walau begitu, sebanyak 55 persen masyarakat Indonesia mengaku tertarik untuk bekerja secara jarak jauh untuk perusahaan luar negeri. Ada tiga negara yang paling menarik untuk masyarakat Indonesia yakni Australia, Jepang dan Singapura.

Indonesia sendiri berada di peringkat ke 53 sebagai negara yang diminati pekerja dari luar negeri. Peringkat ini mengalami peningkatan dari 65 pada tahun 2014.

Baca juga: Tren kutu loncat berbahaya bagi milenial

Upaya dukung temukan prospek karir

Sebagai salah satu perusahaan penyedia informasi lowongan pekerjaan, JobStreet pada tahun ini mengumumkan inovasi baru pada tampilan website dan aplikasi mobile serta algoritma untuk menghubungkan pencari kerja dengan prospek karier yang tepat.

"Di tahun 2021 ini, JobStreet hadir dengan tampilan baru dan user experience yang telah ditingkatkan melalui algoritma yang diperbarui sehingga 6x lebih efisien dalam mencocokkan karyawan dengan pekerjaan serta 3x lebih sukses dalam membantu karyawan menemukan karier yang tepat," kata Country Manager JobStreet Indonesia, Faridah Lim dalam siaran persnya, ditulis Jumat.

Dari sisi perusahaan, pihak JobStreet meluncurkan sistem dan fitur baru untuk memudahkan rekrutmen seperti pertanyaan screening untuk menyaring kandidat yang tepat, kemudian solusi employer branding untuk menarik kandidat yang sesuai dengan value perusahaan,

"Kami berharap bisa memberikan talent terbaik yang dapat mengembangkan bisnis dan memulihkan kembali perekonomian di Indonesia," tutur Lim.

Selain pembaruan pada website dan aplikasi, JobStreet juga menjalankan beberapa inisiatif untuk partner karier salah satunya melalui program Level Up Your Career yakni kerja sama JobStreet dan FutureLearn, situs penyedia kursus online yang menyediakan lebih dari 80 kursus gratis yang mencakup keahlian-keahlian yang akan membantu karier.

Beberapa kursus yang paling diminati adalah digital marketing, bahasa Inggris dan people management. Sejak diluncurkan tanggal 29 Maret 2021, lebih dari 10 ribu pekerja telah mendaftar untuk mengambil kursus melalui program ini.

Berikutnya, ada Virtual Career Fair yakni pameran pekerjaan online pada 16-18 Maret 2021 untuk menyediakan lebih banyak kesempatan bekerja bagi masyarakat Indonesia. Pameran pekerjaan ini mendapatkan 474.665 kunjungan sekitar 19.735 pendaftaran, 355.227 lamaran pekerjaan dan lebih dari 6.500 interaksi langsung antar pencari kerja dan perwakilan perusahaan melalui live chat.

Baca juga: Tips agar tak terjebak lowongan kerja fiktif

Baca juga: JobStreet hadirkan SiVA Recruitment Center berbahasa Indonesia

Baca juga: Lima kesalahan saat wawancara kerja

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021