Indonesia menyimpan hampir 17 persen total karbon biru, di mana angka ini tidak dapat dianggap sebelah mata
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan komitmen dan upaya Indonesia untuk turut mendukung penanganan perubahan iklim dalam Leaders Summit on Climate (LSC) yang digelar secara virtual pada 22-23 April 2021.

Luhut mengatakan pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah perbaikan untuk mengurangi emisi dari deforestasi dan telah berusaha meningkatkan stok karbon melalui sejumlah aksi rehabilitasi hutan dan lahan.

"Presiden Jokowi telah mengeluarkan Keputusan Presiden, agar secara permanen membekukan izin baru untuk penebangan dan pemanfaatan lahan gambut sejak 2019," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Laju deforestasi Indonesia telah menurun tajam dalam beberapa periode terakhir, dan pada tahun 2020 penurunannya mencapai 75 persen. Indonesia juga telah melakukan berbagai aksi untuk mengurangi kebakaran hutan dan lahan.

Strategi yang juga melibatkan berbagai komunitas masyarakat ini telah melatih 12.994 orang untuk menjadi Brigade Pemadam Kebakaran Hutan untuk mengontrol dan menghilangkan berbagai titik api dan kebakaran.

"Indonesia menyimpan hampir 17 persen total karbon biru, di mana angka ini tidak dapat dianggap sebelah mata," lanjutnya.

Indonesia, lanjutnya, juga memiliki area perhutanan seluas 94,1 juta hektare atau 50,1 persen dari total luas daratan yang ada.

"Sektor kehutanan memberikan kontribusi 17,2 persen dari 29 persen target NDC (Nationally Determined Contribution) kami," katanya.

Pemerintah Indonesia, kata Luhut, juga gencar mendorong program rehabilitasi hutan mangrove di berbagai daerah di Indonesia. Dengan total luas 3,31 juta hektare area hutan mangrove, program ini tidak hanya memiliki dampak ekonomi tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain melakukan tindakan mitigasi kebakaran hutan dan lahan serta program rehabilitasi mangrove, Indonesia juga secara aktif terus membangun program food estate yang memanfaatkan teknologi hijau dan mengaplikasikan teknologi agrikultur terbaru untuk mengurangi limbah pertanian, penggunaan pupuk yang berlebihan, serta berbagai ancaman lainnya.

"Program ini menghasilkan berbagai peluang pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan pembangunan daerah pedesaan," ujarnya.

Sebagai penutup, Luhut menegaskan Indonesia akan memprioritaskan perubahan iklim dan mendukung negara berkembang untuk mencapai ambisi iklim global dalam G20 di tahun 2022 dan ASEAN di tahun 2023 yang akan diselenggarakan di Indonesia.

"Kami berharap ke depannya akan tercipta berbagai kolaborasi dengan pihak AS terkait aksi nyata bagi iklim global dan negara-negara G20 serta ASEAN lainnya untuk mencapai tujuan bersama ini," pungkasnya.

Baca juga: Presiden Jokowi sampaikan 3 pandangan pada KTT Perubahan Iklim
Baca juga: Sampah bisa diolah jadi material dan energi baru dukung mitigasi iklim
Baca juga: 8 perilaku menjaga lingkungan dari perubahan iklim
Baca juga: Taiwan mulai rencanakan pencapaian nol emisi hingga 2050

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021