Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) menargetkan provinsi tersebut bisa menjadi sebuah ekosistem keuangan digital di 2025

"Kita mendorong Sultra menjadi suatu ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Ini arah sistem pembayaran kita di 2025. Itu nanti diharapkan banyak mengadopsi teknologi digital," kata Kepala KPwBI Sultra Bimo Epyanto di Kendari, Jumat.

Pihaknya menargetkan baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum secara luas dalam melakukan transaksi di berbagai kegiatan diantaranya sektor pariwisata, perdagangan, telekomunikasi, transportasi dan lainnya melalui sistem transaksi digital.

"Ini semua nanti akan terhubung yang terbentuk dalam satu sistem teknologi digital. Ini cita-cita kita ke depan sampai 2025," ujar Bimo.

Bimo mengatakan, beberapa terobosan ke depan yang menjadi target pihaknya di antaranya UMKM di Sulawesi Tenggara dapat mengadopsi teknologi digital sehingga sektor tersebut dapat naik kelas.

Menurutnya, hal itu penting dilakukan karena perekonomian di daerah itu lebih banyak didominasi oleh UMKM, sebagai penopang bagi pertumbuhan ekonomi.

"Dengan mengadopsi teknologi digital ini nanti sektor UMKM yang dulunya itu banyak bergerak disektor informal, nanti akan naik kelas ke sktor formal. Ini akan meningkatkan kapasitas UMKM dalam berusaha dengan bantuan teknologi digital. Dengan demikian perekonomian Indonesia akan menjadi lebih kuat," ujar dia.

Berikutnya, pihaknya akan berusaha menciptakan suatu sistem agar perbankan dan fintech dapat saling berkomunikasi dan berkolaborasi tanpa saling bersaing dalam memperebutkan nasabah dengan penerapan teknologi digitalisasi.

"Ke depannya kami akan mencoba menciptakan kolaborasi antara perbankan dengan fintech didorong untuk saling bekerjasama bukan saling berkompetisi dan membunuh berebutan nasabah apakah itu nasabah pinjaman atau peminjam," ujar Bimo.

Selain itu, pihaknya juga mengaku akan mengembangkan sistem transfer uang tidak membutuhkan waktu yang lama dimana saat ini dikenal dengan istilah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yakni sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional. Kliring Debet adalah kegiatan dalam SKNBI untuk transfer debet.

"Nanti ke depan akan diganti dengan sistem yang lebih maju lagi sehingga kalau kita melakukan transfer pemindahan dana, bayar secara online itu benar-benar bisa langsung seketika real time tidak ada jeda waktu lagi. Tinggal hitungan detik," katanya

Terobosan selanjutnya yang menjadi target BI adalah pengembangan metode pembayaran QRIS dimana yang sebelumnya pengguna QRIS harus mendatangi marchant untuk melakukan scane QR Code, namun ke depannya penggunanya bisa melakukan transaksi tanpa harus ke lokasi marchant.

"QRIS ditransaksikan tanpa tatap muka karena dapat dengan mudah di distribusikan via aplikasi messaging dan konsumen dapat dengan mudah melakukan scan langsung file QRIS yang diterima," katanya.


Baca juga: BI perkuat perlindungan konsumen di era ekonomi digital

Baca juga: Festival digitalisasi keuangan Sulbar dorong pembangunan ekonomi

Baca juga: Pemerintah gandeng asosiasi fintech genjot ekonomi digital nasional

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021