Beijing/Manila (ANTARA News) - Hujan deras dan angin kencang melanda Asia Timur, Kamis memaksa pihak berwenang mengungsikan ratusan ribu orang dari rumah-rumah mereka di Jepang dan China bersiaga menghadapi banjir terburuknya dalam beberapa tahun.

Di Flipina, aliran listrik secara berangsur mulai pulih untuk jutaan pelanggan di dan sekitar Manila setelah Topan Conson menghantam ibu kota Filipina itu Selasa malam , menewaskan 23 orang dan belasan orang lainnya hilang.

Badan Risiko Badai Tropis menurunkan tingkat topan itu menjadi badai tropis, Kamis, tetapi biro cuaca Filipina mengatakan pihaknya memperkirakan topan itu akan meningkat kekuatannya ketika berada di Laut China Selatan dan menuju China selatan dan Vietnam utara.

Conson diperkirakan akan menghantam daratan Jumat malam, kata laman internet Risiko Badai Tropis.

Topan dan badai tropis sering menghantam Filipina, Taiwan dan Jepang dalam pertengahan kedua setiap tahun,menghimpn kekuatan dari air yang hangat dari Samudra Pasifik atau Laut China Selatan sebelum biasanya melemah di daratan.

Kantor berita Jepang Kyodo mengatakan pemerintah-pemerintah lokal merekomendasikan sekitar 300.000 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka, sementara Badan Meteorologi meramalkan hujan deras akibat sistem cuaca terpisah untuk daerah barat dan timur negara itu akan turun Kamis malam.

Gambar televisi menunjukkan beberapa rumah roboh setelah dihantam tanah longsor, sungai-sungai meluap dan mobil yang ditingglakan pemiliknya hampir seluruhnya tenggelam di jalan-jalan yang banjir.

Pihak berwenang mengatakan dua orang tewas dan sejumlah lainnya hilang.

China tengah akan menghadapi banjir terburuk sejak tahun 1998, ketika ribuan orang tewas, sementara hujan terus mengguyur di hulu dan tengah sungai Yangtze.

"Kendatipun situasi di sungai Yangtze sekarang masih belum mencapai tingkat bahaya, keadaannya sangat membahayakan ," kata surat kabar China Daily mengutip pernyataan pejabat senior urusan banjir Wang Jingguang.

"Jika hujan lebat menghantam daerah hulu Sungai Yangtze, ditambah dengan hujan di tengah dan hilir, banjir seperti yang terjadi tahun 1998 akan terulang kembali," tambah Wang.

"Tidak ada alasan untuk optimisme karena Topan Conson yang akan memasuki wilayah itu akan menambah situasi yang buruk dalam pengendalian banjir."

Banjir di Sungai Yangtze tahun 1998 menewaskan lebih dari 4.000 orang dan lebih dari 18 juta orang diungsikan, kata surat kabar itu.

Hujan yang melanda daerah luas China selatan menewaskan 400 orang tahun ini.

Badai-badai pekan lalu di provinsi-provinsi Yunnan, Sichuan dan Hunan menewaskan setidaknya 41 orang dan menyebabkan hampir 40 orang lainnya hilang, banyak yang terkubur tanah longsor.

Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao memerintahkan pemerintah-pemerintah lokal meningkatkan usaha-usaha pertolongan dan "medesak agar penduduk yang tinggal di daerah-daerah yang berada dalam ancaman banjir dan topan direlokasikan untuk menghadapi bencana alam itu ," kata berita itu.

Kereta api, pesawat dan feri kembali beroperasi seperti biasa di Filipina sementara Topan Conson bergerak menuju pulau Hainan,China.

Lebih dari 8.000 orang tetap tinggal tempat-tempat penampungan sementara di lima kota besar dan 47 kota kecil di Luzon, pulau utama Filipina.

Sekitar 40 persen jaringan litrik telah pulih , kendatipun perbaikan mengalami kelambatan akibat jembatan-jembatan yang ambruk , pohon yang tumbang dan pos-pos dan kabel dan jaringan transmisi yang putus.

Distributor listrik Manila Electric Co (Meralco) mengatakan pihaknya telah memulihkan aliran listrik di sebagian besar ibu kota itu, tetapi daerah-daerah lebih luas di selatan Manila akan tetap gelap gulitaa sampai Jumat.

Kepala pertahanan sipil Benito Ramos mengatakan topan itu tidak menilmbulkan kerusakan di daerah-daerah persawahan dan kebun kelapa.

Reuters/H-RN/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010