Jakarta (ANTARA News) - Hadiah berharga dari Tuhan itu menjadi tempat hidup banyak hewan laut dan jadi pelindung buat manusia dari terjangan bencana yang berkaitan dengan laut serta iklim, tapi ulah manusia membuatnya mengalami kerusakan.

Hutan bakau di dunia mengalami kerusakan sampai empat kali lebih cepat dibandingkan dengan hutan lain, sehingga menimbulkan kerugian jutaan dolar akibat hilangnya areal seperti habitat ikan dan perlindungan dari badai serta tsunami, demikian laporan yang dikeluarkan Rabu (14/7).

Studi tersebut, yang diselenggarakan oleh Program Lingkungan Hidup Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (UNEP) dan The Nature Conservancy menyatakan seperlima hutan bakau telah hilang sejak 1980 dan hutan yang berada di pinggir laut itu terus mengalami kerusakan sebanyak 0,7 persen per tahun akibat bermacam kegiatan seperti pengrusakan pantai dan peternakan udang.

Laporan dengan judul "World Mangrove Atlas" tersebut menyatakan hutan bakau memberi layanan ekonomi yang sangat besar. Hutan itu berfungsi sebagai tempat pembibitan ikan laut, penyimpanan karbon dan menyediakan pertahanan kokoh terhadap banjir serta topan pada saat permukaan air laut mengalami pasang naik.

Pohon dan semak, yang tumbuh di habitat pantai yang berair asin, juga menyediakan kayu yang sangat bagus dan tahan busuk.

"Mengingat nilainya, tak boleh lagi ada pembenaran bagi kerusakan lebih luas hutan bakau," begitu pernyataan Emmanuel Ze Meka, pemimpin International Tropical Timber Organisation, yang membantu mendanai studi tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita Inggris, Reuters.

Laporan studi itu mengutip bukti bahwa hutan bakau mengurangi dampak tsunami Samudra Hindia 2004 di beberapa tempat.

Laporan tersebut mendesak semua negara, terutama yang memiliki hutan bakau terbesar seperti Brasil, Indonesia, dan Australia, agar berbuat lebih banyak guna menghentikan kemerosotan pada sebanyak 150.000 kilometer persegi hutan bakau di dunia.

"Pelaku terbesar hilangnya hutan bakau adalah konversi langsung ke akuakultur, pertanian dan pemanfaatan tanah buat warga kota. Zona pantai seringkali menjadi tempat hunian padat dan tekanan bagi pemanfaatan lahan. Di mana pun hutan bakau masih ada, semua hutan itu seringkali telah mengalami kemerosotan akibat pengolahan yang berlebihan," demikian temuan laporan tersebut.

Laporan itu menyebut Malaysia sebagai negara yang memanfaatkan kepemilikan negara atas hutan bakau agar negara dapat lebih baik mengelola areal tersebut dan mencegah kemerosotan lebih jauh.

Seorang pakar mangrove dari Institut Pertanian Bogor Prof Dr Cecep Kusmana, mengatakan sebagian besar hutan bakau di seluruh wilayah Indonesia mengalami kerusakan parah.

Dalam perbincangan dengan ANTARA News di Bogor, awal Juli, Cecep Kusmana mengatakan kerusakan tersebut nyaris terjadi secara merata di semua daerah yang memiliki hutan bakau.

Ia merasa prihatin, karena dari tahun ke tahun luas hutan bakau terus menyusut drastis. Pemerintah baik pusat maupun daerah serta masyarakat, katanya, perlu bahu membahu menyelamatkan hutan bakau di negeri ini.

Hutan bakau yang dimiliki Indonesia merupakan yang terluas di dunia. Total areal hutan bakau di Indonesia diperkirakan mencapai 4,5 juta hektare.
(Uu.S018/P003)

Pewarta: Oleh Chaidar Abdullah - (d)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010