Jakarta (ANTARA) - Director Government Affairs Huawei Indonesia Yenty Joman mengatakan bahwa pihaknya siap mendorong kesetaraan gender dan inklusivitas perempuan di bidang teknologi dan keamanan siber.

"Huawei mendorong kesetaraan gender di bidang teknologi, kemandirian perempuan, meningkatkan peran perempuan, serta memastikan perempuan-perempuan terlibat sebagai aktor utama dalam revolusi teknologi, melalui solusi-solusi TIK yang Huawei kembangkan," ujar Yenty dalam Indonesia Women in Cybersecurity, dikutip pada Senin.

"Selain itu, Huawei juga turut meningkatkan kesadaran perempuan dalam memahami potensi ancaman siber yang muncul sebagai ekses kekurang hati-hatian dalam penggunaan inovasi-inovasi digital berbasis cloud," imbuhnya.

Baca juga: Huawei Band 6 resmi dirilis unggulkan layar lega hingga Find Phone

Baca juga: Huawei: Atasi krisis semikonduktor dengan kolaborasi


Lebih lanjut, ia mengatakan komputasi awan (cloud) kian diandalkan dalam mendukung pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) beserta dengan inovasi-inovasinya yang mampu memberdayakan semua kalangan, termasuk perempuan.

Ia menambahkan, inklusivitas teknologi sekaligus kesetaraan bagi kalangan perempuan, berangkat dari perspektif Huawei bahwa teknologi digital tersebut hendaknya dimaksimalkan secerdas mungkin agar mampu menghadirkan manfaat dan mereduksi potensi ancaman siber seoptimal mungkin.

Yenty melihat perlunya perempuan memiliki kesadaran tinggi terhadap perilaku-perilaku yang aman dan sekaligus rentan terhadap ancaman siber. Mulai dari menjaga kerahasiaan password, serta tidak sembarang mengetuk tautan yang tersebar lewat aplikasi, email, atau web.

Menurutnya, perlu diupayakan perilaku cyber-hygiene, yaitu perilaku yang selalu waspada dan tidak sembarang mengakses konten-konten dari sumber yang untrusted, hingga selalu menjaga kerahasiaan nomor-nomor pribadi yang penting.

Dengan cara tersebut, maka penggunaan cloud akan membawa dampak optimal untuk mendukung produktivitas dan pemberdayaan perempuan.

Huawei sendiri berupaya memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelanggannya dengan layanan Global Service Operation Center yang bekerja 24 jam selama 7 hari.

"SOC kami akan secara aktif memonitor trafik yang mencurigakan, mendeteksi potensi serangan, memberi notifikasi kepada tenant serta membantu tenant mengatasi insiden-insiden intrusi dan juga memberikan konsultasi keamanan agar kejadian kejadian tersebut dapat segera diidentifikasi secara realtime," papar Yenty.

Baca juga: KemenPPPA: Pengetahuan keamanan siber penting bagi perempuan

Baca juga: Huawei "I Do Care" bantu 30 panti asuhan

Baca juga: Huawei berkomitmen bangun infrastruktur TIK dan SDM di Indonesia

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021