terutama untuk para awak kru Nanggala-402 apabila dikabulkan oleh Allah semoga ada mukjizat seluruh awak kapal bisa terselamatkan
Surabaya (ANTARA) - Rektor dan civitas academica Univeritas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar Shalat Gaib untuk 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang gugur akibat musibah di perairan utara Bali.

"Shalat Gaib dan doa bersama juga karena di antara ke 53 awak kapal selam itu ada Serda Mes Guntur Arif Prasetya yang merupakan suami dari Bu Berda Asmara, dosen PG PAUD Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Unusa," ujar Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie di Surabaya, Senin.

Digelarnya Shalat Daib tersebut, kata dia, juga seperti anjuran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar para nahdliyin mendoakan arwah para prajurit yang gugur.

"Mudah-mudahan almarhum para prajurit syuhada khususnya Guntur Arif diampuni segala dosa dan kesalahannya. Mendapatkan tempat terbaik terindah di sisi Allah SWT. Dengan rahmat Allah, semoga para almarhum mendapatkan surga," ucap dia.

Ia juga berharap keluarga yang ditinggalkan, khususnya Berda Asmara, senantiasa mendapatkan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan untuk menjalani hidup dan kehidupan selanjutnya.

Baca juga: Menag ajak umat gelar Shalat Gaib untuk awak Nanggala-402

Atas musibah itu, Prof Jazidie mengungkapkan Unusa memberikan beasiswa kuliah kepada anak Berda Asmara dan Serda Mes Guntur Arif Prasetya.

"Unusa akan memberikan beasiswa kepada putri almarhum yang saat ini kelas 2 Sekolah Dasar untuk menempuh pendidikan lebih lanjut," katanya.

Dosen PG PAUD Unusa Berda Asmara berharap KRI Nanggala-402 yang telah dinyatakan tenggelam dapat segera ditemukan.

"Setelah kabar yang kemarin disampaikan oleh Bapak Panglima TNI mengenai kapal yang tenggelam, semoga hari ini kapalnya bisa terangkat. Dan terutama untuk para awak kru Nanggala-402 apabila dikabulkan oleh Allah semoga ada mukjizat seluruh awak kapal bisa terselamatkan," katanya.

Baca juga: Jamaah Al-Markaz Makassar shalat gaib untuk awak KRI Nanggala-402

KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu (21/4) saat kapal selam tersebut sedang latihan penembakan torpedo.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Bali, Minggu (25/4), menyatakan KRI Nanggala-402 tenggelam (subsunk) setelah pencarian selama 72 jam. Panglima juga menyatakan 53 personel KRI telah gugur.

Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana Yudo Margono mengatakan KRI Nanggala-402 terbelah menjadi tiga bagian di kedalaman 838 meter di bawah permukaan laut.

Deteksi terhadap beberapa bagian kapal selam diperoleh setelah KRI Rigel-933 menjalankan pencarian di perairan utara Bali menggunakan multibeam echi sounder (MBES), yang kemudian dilanjutkan oleh kapal milik Singapura.

Baca juga: Dandim Magelang kunjungi keluarga korban KRI Nanggala-402
Baca juga: Gubernur Bali dan warga tabur bunga bagi kru KRI Nanggala yang gugur

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021