Makassar (ANTARA News) - Perum Perumnas Regional VII mengaku sulit menjual rumah murah, karena harga yang ditawarkan ke masyarakat tidak sesuai dengan subsidi pemerintah.

"Harga rumah murah masih sulit di tawarkan ke konsumen, karena harga yang di subsidi tidak sesuai dengan harga jual," kata General Manager Perum Perumnas Regional VII, Pertama Bangun saat meresmikan pembangunan 300 unit rumah menengah di kawasan Bumi Tamalanrea Permai (BTP) Makassar, Senin. 

Permasalahan harga jual rumah murah masih menjadi kendala karena hitung-hitungan Perum Perumnas untuk membuat rumah murah rata-rata Rp60-80 juta per unit, sedangkan pemerintah menetapkan harga jual Rp55 juta per unit.

"Sejumlah pengembang swasta banyak yang berteriak dengan harga jual ini, bahkan sebagian pengembang ada yang menyatakan tidak mampu lagi membangun" ucapnya.

Selain itu, lahan untuk pembangunan rumah murah juga diakui Perum Perumnas semakin terbatas, sehingga pihaknya terus membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang memiliki lahan untuk bermitra membangun rumah murah.

"Untuk wilayah kota Makassar saja, kami kesulitan memperoleh lahan pembangunan rumah murah. Adapun kawasan Moncongloe, Makassar yang tersedia, akses prasarana dan sarananya belum memadai," ucapnya.

Dia mengharapkan, pemerintah maupun swasta bisa memberikan ruang untuk bekerjasama menyiapkan rumah murah bagi masyarakat menengah ke bawah.

"Kami telah melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan lahan pembangunan rumah bagi PNS dan TNI/POLRI. Kerjasama itu memberikan kemudahan bagi pegawai untuk bisa memperoleh kredit perumahan," ucapnya.
(ANT/A024)
 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010