Jakarta (ANTARA) - Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C) dan BPBD Bogor menggelar simulasi evakuasi mandiri banjir dalam memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2021 yang jatuh pada Senin (26/4).

"Penerima manfaat atau members (masyarakat) KP2C ikut terlibat dalam kegiatan ini di rumah masing-masing. Jumlahnya sekitar 22.000 kepala keluarga, tersebar di 32 perumahan yang berpotensi banjir," ujar Ketua KP2C Puarman dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Kegiatan tersebut juga melibatkan Basarnas, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), dan Puskesmas, PLN, operator Bendung Bekasi, operator Pompa Banjir, TPBDES Bojongkulur, relawan kebencanaan dengan mengedepankan protokol kesehatan COVID-19.

Adapun skenario simulasi, kata Puarman, direkam dalam format video untuk selanjutnya dikirim ke BNPB. Simulasi itu dimulai dengan menyebarluaskan info tinggi muka air (TMA) kepada members pada pukul 03.50 WIB berdasarkan pantauan CCTV KP2C di semua titik pantau di hulu sungai.

Pada pukul 04.00, info yang dikirim berupa kondisi titik pantau Cibongas yang tengah hujan lebat disertai video CCTV tentang kondisi TMA sungai di lokasi. Kemudian pukul 06.00, info TMA berisikan informasi ketinggian air di titik pantau Cileungsi yang mencapai 350 cm berada pada status Siaga 1, disertai hasil pantauan CCTV.

Pukul 06.12, Ketua KP2C mengirim info peringatan dini banjir kepada lembaga/instansi pemerintah terkait. Selanjutnya pada pukul 08.50, Pengurus KP2C melaporkan kondisi TMA di hulu, sekaligus meminta info kondisi TMA di Bendung Bekasi.

Pukul 10.00, info TMA P2C ke members berstatus Siaga 1. Artinya, ada ancaman banjir. Kemudian pada pukul 10.30, KP2C menginformasikan bahwa TMA berangsur normal dan cuaca di hulu cerah.

BPBD Kabupaten Bogor yang menerima info TMA yang berpotensi banjir dari KP2C pada pukul 06.12 segera merespon dengan melakukan persiapan TRC. Selanjutnya mereka menaikkan perahu ke mobil dan bergegas menuju lokasi yang dituju di Desa Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Basarnas pun demikiam, persiapan tim dan perahu dikerahkan, sementara petugas BBWS CC juga bersiaga di lokasi dengan menaikkan karung pasir ke truk, menuju lokasi dan menurunkan karung pasir di tanggul yang bocor.

Adapun PLN, setelah menerima info TMA dari KP2C, segera menugaskan petugas ke lokasi. Saat ketinggian banjir 20 cm, aliran listrik dipadamkan. Sementara operator Bendung Bekasi berperan melakukan penurunan pintu bendung dan menginformasikan status bendung ke KP2C secara berkelanjutan.

Sementara itu, Tim Penanggulangan Bencana Desa (TPBDes) Bojongkulur segera mengaktifkan posko desa, menyiapkan manajemen posko, memasang tenda shelter, dan menyiapkan perahu. Operator pompa segera mengambil kunci rumah pompa, mengetes mesin, mengecek stok bahan bakar, dan pada pukul 10.00 WIB menyalakan pompa.

Selanjutnya, petugas Puskesmas berperan menghubungi Satgas COVID-19 Desa dan minta daftar wilayah terdampak banjir, menghubungi dan memberikan arahan kepada semua pasien. Lalu mengevakuasi pasien yang memiliki keluhan ke Ruang Isolasi Desa.

Adapun warga yang menerima info TMA KP2C bergegas menginformasikan kepada anggota keluarga adanya potensi banjir, mulai menyelamatkan barang-barang, memindahkan mobil, mengungsi ke rumah tetangga yang memiliki dua lantai, atau menuju titik/posko evakuasi.

Sejak 2016, KP2C mengembangkan sistem peringatan dini (early warning system) Tinggi Muka Air (TMA) di hulu sungai Cileungsi, Cikeas dan Kali Bekasi.

Para penerima manfaat menerima dan memanfaatkan info tersebut untuk dijadikan panduan dalam menentukan apakah lokasi perumahan mereka berpotensi banjir atau tidak. Info TMA KP2C itu dikirim ke members melalui satu telegram, 18 Whatsapp Group, Twitter, hingga FB.
 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021