Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama telah menyusun alur pergerakan calon jamaah jika penyelenggaraan ibadah haji dibuka pada tahun ini sebagai bagian dari mitigasi atau persiapan kendati hingga sekarang belum ada perkembangan terbaru dari otoritas Arab Saudi.

"Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya, termasuk alur pergerakan jamaah, jika ada pemberangkatan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag Ramadan Harisman dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Ramadan mengatakan alur pergerakan jemaah disusun dengan tujuan untuk memastikan keselamatan dan keamanan jamaah. Kemenag menyiapkan delapan tahapan yang harus dilalui jamaah selama melaksanakan ibadah haji.

Baca juga: Kemenag akan terbitkan buku panduan manasik haji di masa pandemi

Pertama calon jamaah haji wajib telah melakukan dua kali vaksinasi yakni COVID-19 dan meningitis sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Untuk vaksinasi sendiri, Kementerian Kesehatan terus menggeber agar calon jamaah yang akan berangkat telah mendapatkannya.

Kedua, soal karantina asrama haji. Selama berada di asrama haji, jamaah wajib menjalani karantina selama 3x24 jam. Mereka juga harus menjalani swab antigen untuk memastikan tak ada yang tertular.

Setelah menjalani karantina dan sebelum pemberangkatan dilakukan tes Swab PCR. Jika hasilnya negatif, jemaah haji berangkat ke Arab Saudi tetapi apabila hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji.

Ketiga, calon jamaah akan di kembali dikarantina di hotel di Mekah selama 3x24 jam dengan kapasitas maksimal dua orang per kamar. Setelah itu, mereka kembali harus menjalani tes PCR

"Jika hasilnya negatif, pada hari ke-4 jemaah bisa melaksanakan umrah. Jika hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Mekah," ujar Ramadan.

Baca juga: Ratusan jamah calon haji Bulukumba-Sulsel telah divaksin COVID-19

Keempat, jamaah haji yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat Miqat dengan mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan Pemerintah Saudi.

Kelima, selama di Mekah, selain umrah wajib dan Tawaf Ifadhah di Masjidil Haram, jamaah diberikan kesempatan sebanyak tiga kali ke Masjidil Haram dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Ini juga kita akan betul-betul perhatikan, karena saat ini memasuki Masjidil Haram juga perlu memperhatikan ketentuan yang ditetapkan," ujar Ramadan.

Keenam, selesai melakukan seluruh proses haji di Mekah, jamaah akan diberangkatkan ke Madinah. Setibanya, jamaah ditempatkan di hotel-hotel yang telah ditentukan dengan komposisi satu kamar maksimum ditempati dua orang. Jemaah akan tinggal di Madinah selama tiga hari, sehingga tidak ada pelaksanaan shalat Arbain.

Ketujuh, jamaah haji akan dipulangkan melalui bandara Madinah dan mesti dilakukan tes PCR. Jika hasilnya negatif, jamaah haji dipulangkan ke Tanah Air namun apabila hasilnya positif akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Madinah.

Terakhir, setibanya di Indonesia dilakukan tes swab antigen di Asrama Haji. Jika hasilnya negatif, jemaah haji dipulangkan ke daerah masing-masing dan melakukan karantina mandiri di rumah dan apabila hasilnya positif akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji.

"Kesimpulannya, selama proses penyelenggaraan haji, jemaah dan petugas wajib menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta membatasi interaksi dan mobilitas," kata dia.

Baca juga: Dubes Esam optimistis haji diselenggarakan pada 2021
Baca juga: Pemerintah diharapkan subsidi kenaikan biaya haji

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021