Jakarta (ANTARA News) - Kelompok band Ungu yang terdiri dari Pasha (vokal), Makki (bas), Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum) meluncurkan lagu religi, seperti tahun-tahun sebelumnya menjelang Ramadhan.

Namun, tahun ini tema yang diangkat dalam lagu terbaru berjudul "Doa Untuk Ibu" itu bukan seputar kebesaran Tuhan, melainkan sosok ibu yang dicitrakan sebagai "wakil Tuhan" di dunia.

"Lewat lagu ini saya ingin mengabadikan perasaan bahwa sosok ibu memang tidak akan pernah tergantikan," kata Enda, pencipta lagu "Doa Untuk Ibu" di kantor Trinity Optima Production, Jakarta, Selasa.

Enda melanjutkan, agar lagu "Doa Untuk Ibu" benar-benar menggambarkan sosok ibu secara utuh maka dia berusaha keras membuat lirik yang pas. Artinya, lirik tidak terlalu sulit namun punya makna mendalam.

"Lagu ini sudah ada sejak tahun lalu, tapi baru menjelang Ramadhan ini dapat momen yang pas untuk diluncurkan," katanya.

Proses penggarapan lagu di studio terbilang singkat, tak sampai sebulan. Enda dan tim mengemas lagu ini mulai dari intro hingga outro.

Lagu diracik dengan notasi ringan untuk didengar, dipadu dengan improvisasi vokal Pasha. Emosi yang dalam dari lagu "Doa Untuk Ibu" kian terasa lantaran adanya balutan suara string dan cello secara live.

"Musiknya memang tidak terlalu `tebal` lantaran kami mengedepankan cerita yang terkandung dalam lagu itu. Kami ingin cerita itu tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu, di lagu ini yang `Ungu` sekali hanya Pasha," kata Makki.

Soal pilihan tema yang berbeda dengan dua album religi Ungu sebelumnya, berjudul "Maha Besar" dan "Para PencariMu", Makki mengatakan kalau Ungu berusaha mempertahankan kreativitasnya.

"Supaya temanya tidak itu-itu saja. Ramadhan waktunya untuk bersyukur. Mengucapkan terima kasih. Nah, kami bersyukur dengan cara mengabadikan keistimewaan sosok ibu," katanya.

Lagu "Doa Untuk Ibu" akan dirilis pada akhir September mendatang bersamaan dengan video klipnya yang digarap sutradara Nicholas.

"Saya ingin setiap orang yang mendengar lagu ini ingat akan ibu. Walaupun hanya sedetik, semenit, sejam, atau seharian," kata Enda.
(ANT-192/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010