Mengapa tidak, nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia?
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta tim dari perusahaan patungan (Joint Venture/ JV) pengelola kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa untuk mengkaji kecocokan Batavia menjadi nama kawasan Kota Tua yang baru.

"Silakan nanti tim JV melakukan studi dan memutuskan," kata Anies di Taman Fatahillah, Kota Tua, Jakarta, Rabu.

Anies mengatakan penjenamaan Kota Tua juga dikenal di sejumlah wilayah.

Sementara Batavia, menurut dia, lebih identik dengan Jakarta dan memiliki sejarah panjang dengan Ibu Kota Negara.

Baca juga: Pengelolaan Kota Tua-Sunda Kelapa tetap ramah lingkungan

"Mengapa tidak, nama Kota Tua kita kembalikan menjadi Batavia? Batavia mempunyai sejarah panjang. Kalau kita Google kata 'Batavia', muncul tautan (link) menarik berbahasa Inggris, Belanda dan Indonesia, berlatar abad 16-18, yang menggambarkan bahwa Batavia adalah sesuatu banget," kata Anies.

Ide menarik itu, kata Anies, muncul karena tergelitik dengan tulisan Batavia di depan podium acara penandatanganan perjanjian pokok tentang pembentukan perusahaan patungan (joint venture/ JV) pengelola kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa di Taman Fatahillah, Jakarta, Rabu.

Anies lalu mengusulkan tim JV melibatkan ahli-ahli sejarah dan ahli lainnya sebelum memutuskan perubahan nama itu. "Kita undang para ahli untuk memikirkan," ujar Anies.

Baca juga: DKI segera berlakukan kawasan rendah emisi di kawasan Kota Tua

Kota Tua dikenal di sejumlah wilayah, salah satunya seperti di Medan, Sumatera Utara yang menyebut kawasan sekitar rumah tokoh Tjong A Fie sebagai Kota Tua Medan.

Di Bandung, Jawa Barat juga ada Kota Tua Braga, namun lebih sering disebut Braga saja.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021