Tadi ada lagi beberapa orang yang turun, tetapi kami minta mereka balik saja
Kupang (ANTARA) - Polres Kupang Kota, Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) membantu puluhan imigran asal Afghanistan yang berunjuk rasa di depan Kantor International Organization for Migration (IOM) Kupang untuk bermediasi dengan pihak IOM setelah pada Rabu (28/4) kemarin tak bisa ditemui.

"Tadi ada lagi beberapa orang yang turun, tetapi kami minta mereka balik saja, karena sudah ada kesepakatan soal pertemuan dengan IOM," kata Kasat Intel Polres Kupang Kota AKP Alberto Ponato, Kamis.

Ia mengatakan bahwa pada unjuk rasa hari kedua di depan Kantor IOM pada Kamis (29/4) pagi terpantau hanya ada sekitar 3-4 orang saja yang melakukan unjuk rasa lanjutan, karena tidak bisa bertemu dengan IOM.

Alberto mengaku bahwa pihaknya setelah mendengar ada informasi unjuk rasa lanjutan, langsung datang ke lokasi untuk meminta pengertian baik dari para imigran untuk membubarkan diri.

"Apalagi saat ini lagi dalam masa puasa lalu ada COVID-19 juga, sehingga kami pun meminta mereka membubarkan diri," ujar dia lagi.

Dia menambahkan pada unjuk rasa Rabu (28/4) kemarin polisi sudah berjanji akan bernegosiasi dengan pihak IOM untuk mau bertemu dengan para pengungsi.

Hasilnya sudah ada keputusan dari IOM bahwa pertemuan dengan para imigran akan dilakukan di Jumat (30/4) besok secara virtual, karena memang masih dalam masa COVID-19.

Sebelumnya pada Rabu (28/4) kemarin sebanyak 20-an imigran asal Afghanistan berunjuk rasa soal menuntut kejelasan kapan akan dipindahkan ke negara rujukan.

Mereka datang sambil membawa anak-anak mereka dan membentangkan poster ke di depan Kantor IOM, namun tak ada satu perwakilan IOM yang keluar.

Unjuk rasa kembali berlanjut pada Kamis (29/4) pukul 10.00 WITA tadi dengan tuntutan yang sama. Namun setelah diberikan penjelasan oleh pihak kepolisian akhirnya massa meninggalkan kantor IOM.
Baca juga: Puluhan imigran asal Afghanistan di Kupang terpapar COVID-19
Baca juga: Tiga pengungsi Afghanistan pulang secara sukarela dari Pekanbaru

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021