Bandung (ANTARA) - Ketua Harian Satgas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Daud Achmad meminta kepada seluruh warga Jabar agar tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan agar tidak seperti India yang mengalami tsunami COVID-19.

"Kami tidak mau kecolongan seperti kasus di India. Oleh karena itu kami meminta masyarakat untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan," kata Daud Achmad saat mengunjungi Laboratorium Kesehatan (Labkes) Provinsi Jawa Barat, di Kota Bandung, Kamis.

Daud mengatakan "tsunami" COVID-19 di India menjadi perhatian masyarakat dunia termasuk Indonesia karena lonjakan penyebaran virus korona hingga tingkat kematian yang tidak terbendung dikhawatirkan terjadi di tanah air.

Dia mengatakan dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia maka pihaknya khawatir lonjakan tersebut akan terjadi di Jawa Barat.

Baca juga: India alami lonjakan COVID-19, Mendag: Ekspor RI tetap berjalan

Baca juga: Total kasus COVID-19 di India lampaui 18 juta


Ia mengingatkan bahwa tragedi yang terjadi di India akibat lalainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Ketika India berhasil menekan angka COVID-19, mereka langsung berpuas diri dan abai dengan protokol kesehatan," katanya.

Selain itu, Daud juga mengingatkan warga agar menghindari kerumunan dan kegiatan-kegiatan meski yang merupakan tradisi tahunan.

"Kalau tidak, bisa kita ketahui bersama India sangat mengkhawatirkan. Jadi harus tetap menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, dan terus menjaga imun tubuh," katanya.

Pada kesempatan tersebut, Daud mengapresiasi dan memotivasi tenaga medis khususnya yang berada di Labkes Jawa Barat.

Menurut dia, mereka sudah bekerja keras dalam perjuangan menekan penyebaran COVID-19 di Jawa Barat.

"Saya sangat mengapresiasi Labkes Provinsi Jabar yang selama ini begitu banyak membantu dalam penanganan COVID-19. Termasuk juga memperoleh data masyarakat yang terpapar virus dari mana saja. Sehingga membantu kita dalam penanganannya," kata Daud.

Terlebih, menurutnya para tenaga kerja di Labkes Jawa Barat ini bekerja 24 jam non stop.

"Bahkan ketika harus pergi ke luar kota, mereka tak pernah mengeluh dan langsung bergerak cepat. Karena itulah sekali lagi saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para pejuang di Labkes Jabar ini," katanya.

Sejak pandemi COVID-19 memasuki Indonesia, Labkes Jawa Barat menjadi garda terdepan dalam penanganan khususnya di Jawa Barat.

Terlebih sejak metode polymerase chain reaction (PCR) dinilai sebagai metode pendeteksi COVID-19 yang lebih akurat dibanding tes cepat.

Metode ini dilakukan dengan pengambilan sampel lewat swab (usap) belakang tenggorokan, atau saluran pernapasan lain.

Sampel kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan beberapa tahapan.

Sampel virus dari berbagai lokasi dikirim ke Balai Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.

Berbagai tahap pemeriksaan mulai dari ekstraksi, real time PCR, hingga interpretasi dilakukan.

Setelah verifikasi dan validasi, hasil dari sampel tersebut dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Jawa Barat baik yang positif maupun negatif.*

Baca juga: Wagub Jabar: Perusahaan jangan jadikan COVID-19 alasan tidak bayar THR

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Jabar stabil meski penyumbang tertinggi

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021