Lima, 23/7 (ANTARA/Reuters) - Satu tempat upacara kuno bawah tanah yang digunakan oleh peradaban Pra-Kolombia bagi pengorbanan manusia telah digali di pantai Peru utara, kata beberapa arkeolog pada Kamis.

Temuan itu tampaknya menambah kuat teori yang ada mengenai upacara yang dikenal sebagai "penyajian" yang dilakukan oleh rakyat Moche, peradaban agrikultur yang berkembang antara 100 SM sampai 800 M.

Direktur Museum Bruning di Peru dan pemimpin penggalian tersebut,Carlos Wester La Torre mengatakan tempat upacara itu tampaknya menjadi tempat pembunuhan melalui upacara terhadap para tawanan perang.

Gambar yang diambil di lokasi itu memperlihatkan lebih dari satu lusin tengkorak di lantai ruangan tersebut.

"Ada ruang sangat besar buat upacara atau jalur yang disatukan dengan bagian lain bangunan yang memperlihatkan kehadiran tokoh tertentu Eli Moche dan juga praktik upacara rumit seperti pengorbanan manusia," kata Wester.

Tim Wester menggali koridor sepanjang 60 meter yang terbuka ke tiga serambi bertiang dan lima mahkota di piramid utama lokasi arkeologi itu.

Sisa lukisan yang ditemukan di dalam koridor tersebut menggambarkan tiga pendeta tinggi yang ornamen mereka menegaskan keterlibatan pemimpin politik kebudayaan itu dalam upacara, katanya.

Peru dipercaya sebagai salah satu tempat di dunia, tempat pertanian pertama kali berkembang dan memiliki ratusan situs arkeologi, termasuk reruntuhan Inka di Machu Picchu.

Kerajaan Inka adalah sebuah kerajaan yang terletak di wilayah yang sekarang adalah Peru dari 1438 sampai 1533. Inka disebut sebagai peradaban "pra-Columbus", artinya sudah ada sejak sebelum kedatangan Christopher Columbus.

Selama periode tersebut, Inka menguasai sebagian besar wilayah Amerika Selatan bagian barat yang berpusat di pegunungan Andes hingga 1533, saat bangsa Spanyol menyerbu negeri itu. Atahualpa, yang merupakan raja Inka terakhir, disebut juga dengan istilah Sapa Inca, tewas terbunuh oleh penjelajah Spanyol yang bernama Francisco Pizarro, yang juga menandai awal masa berkuasanya Spanyol di daerah tersebut.

Kerajaan Inka terdiri atas empat suku. Bahasa resmi kerajaan adalah bahasa Quechua, walaupun ada sekitar 700 bahasa lokal yang digunakan. Suku Inka melakukan pemujaan atas dewa-dewa, dengan Inti sebagai Dewa Matahari, yang merupakan dewa terdepan.(C003/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010