Pandemi memberikan kesempatan yang lebih baik bagi merchants, karena pola belanja konsumen sekarang terdorong menjadi serba online
Jakarta (ANTARA) - Akulaku mendorong dan memberikan dukungan penuh kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) agar semakin adaptif menghadapi perubahan perilaku konsumen akibat pandemi COVID-19.

Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan, pemilik bisnis saat ini musti dapat beradaptasi dengan mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk merespons situasi keterbatasan interaksi fisik yang terjadi.

"Akulaku menyadari UMKM memiliki peranan penting terhadap perputaran roda ekonomi Indonesia. Untuk itu, kami berkomitmen untuk menghadirkan inisiatif serta edukasi berkelanjutan bagi pelaku usaha mikro agar semakin adaptif dan dapat menyusun strategi yang tepat di era kebiasaan baru," ujar Wildan dalam Webinar Literasi Keuangan & Wirausaha Akulaku di Jakarta, Jumat.

Head of Business Development Akulaku Silver Indonesia Yudhistira Luntungan, menyebutkan terdapat sejumlah tren yang perlu dicermati oleh pelaku usaha UMKM dalam menentukan strategi penjualan pada era kebiasaan baru.

Pertama, trafik belanja online mengalami kenaikan yang signifikan dalam setahun terakhir dengan adanya kebijakan pembatasan sosial. Hal tersebut dikonfirmasi oleh riset United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang menyebut bahwa volume belanja konsumen di platform marketplace mengalami kenaikan sebesar 65 persen selama masa pandemi.


Baca juga: Akulaku Finance tingkatkan kolaborasi dengan Bank Jago


"Pandemi memberikan kesempatan yang lebih baik bagi merchants, karena pola belanja konsumen sekarang terdorong menjadi serba online," ujar Yudhistira.

Kedua, pandemi turut meningkatkan kecenderungan konsumen untuk berbelanja brand lokal. Hal tersebut terlihat dengan terus meningkatnya volume pencarian terhadap sejumlah kategori produk yang identik dengan brand lokal selama masa pandemi.

"Produk dari brand lokal yang berkualitas bagus dan harganya bersaing semakin dicari. Hal ini mesti dimanfaatkan oleh pemilik brand lokal yang berarti eksposur terhadap produk mereka meningkat signifikan secara organik tanpa harus mengeluarkan biaya," kata Yudhistira.

Ketiga, ia menekankan bahwa volume transaksi belanja online secara historis selalu mencapai titik tertinggi saat menjelang periode Lebaran maupun festival belanja daring menjelang pergantian tahun.

"Pelaku usaha perlu memperhatikan momentum menjelang periode Lebaran. Pada periode tersebut pekerja memperoleh THR yang meningkatkan kemungkinan mereka untuk berbelanja lebih banyak," ujarnya.


Baca juga: Akulaku Finance sepakati kerja sama pembiayaan dengan empat BPR


Strategi Brand Lokal

Sejumlah UMKM yang tergabung sebagai merchant Akulaku berbagi tips dan strategi agar dapat membantu sesama pelaku usaha untuk meningkatkan transaksi penjualan secara daring di masa pandemi.

Merchant kategori peralatan pancing, King Fishing, menilai pelaku usaha tidak bisa lagi hanya sekedar mengandalkan penjualan door-to-door secara langsung. Pelaku usaha dinilai mesti segera bergabung ke dalam ekosistem platform digital yang dipercaya oleh konsumen.

Bisnis yang didirikan sejak tiga tahun silam tersebut sepenuhnya mengandalkan penjualan dari platform daring sejak berlakunya kebijakan pembatasan sosial. Sejak memfokuskan pemasaran produk secara daring, brand tersebut mengalami kenaikan omzet tahunan rata-rata sebesar 200 persen bila dibanding sebelum mulai terjun ke ranah digital.

"Dengan mengandalkan platform online kita bisa menjangkau target pasar yang sebelumnya tidak pernah terbayang. Bisa saja pesanan pengiriman diperoleh dari banyak pulau lain yang sangat jauh, tapi karena ini adalah barang kebutuhan hobi pasti selalu dicari oleh konsumen," ujar pemilik King Fishing Tony Cahyadi.

Produsen helm yang berasal dari Bandung, RSV Helmet, menilai pelaku usaha lokal juga perlu gencar memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi. Brand yang pada awal usahanya dipercaya untuk menjadi pemasok helm salah satu perusahaan ojek online terbesar di Indonesia tersebut selalu memanfaatkan sosial media sebagai medium untuk membangun komunitas pembeli yang loyal.


Baca juga: Akulaku bidik peningkatan jumlah transaksi saat libur akhir tahun


Penurunan penjualan yang sempat dirasakan saat awal terjadinya pandemi pun dapat diatasi dengan memfokuskan target pasar helm premium kepada komunitas pecinta touring. Strategi tersebut berbuah manis, lantaran penjualan produk helm tersebut kini mampu melampaui tiga kali lipat omzet tahunannya sebelum masa pandemi COVID-19.

"Kami juga mengoptimalkan sosial media untuk membangun segmen audiens yang loyal. Itu juga tidak kalah penting agar bisa meningkatkan awareness konsumen atas ketersediaan beberapa lineup produk terbaru yang memang disiapkan secara khusus," ujar Digital Sales & Marketing RSV Helmet Ivan Dwi Putra.

Turut hadir secara virtual pada hari ini adalah merchant kategori fesyen pria, Triad Official, yang menilai bahwa pelaku usaha perlu memastikan agar produk yang dipasarkan secara online juga terhubung dengan sistem pembayaran digital sehingga dapat mempermudah konsumen melakukan pembelian.

Pemilik brand Triad Official, Steven Huang, berpendapat bahwa ketersediaan fitur paylater dapat semakin menarik minat konsumen untuk menyelesaikan pembayaran tanpa harus membebani arus kas.

"Kita melihat bahwa konsumen tidak suka menggunakan sistem pembayaran yang masih manual, sehingga menjadi kurang praktis dan nyaman ketika berbelanja. Dengan adanya paylater, kemungkinan bagi konsumen untuk membatalkan pembelian menjadi lebih kecil karena prosesnya mudah dan tidak membebani arus kas. Pelaku usaha pun juga tidak kehilangan kesempatan meningkatkan potensi penjualannya dari calon konsumen," ujar Steven.


Baca juga: Akulaku tekankan pentingnya literasi keuangan bagi pebisnis pemula

Baca juga: Akulaku optimis penuhi kebutuhan belanja tanpa kartu kredit

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021