Untuk itu, kami minta sosok yang memiliki otoritas memberikan keteladanan yang baik pada masyarakat,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan ekosistem yang kuat akan menghasilkan siswa yang toleran.

“Kita perlu ekosistem yang kuat, ekosistem yang baik untuk mendorong agar pemahaman itu sesuai dan kita mendorong agar para pemegang otoritas itu, bisa memberikan teladan yang baik dan juga mendorong agar lingkungan sosial politik, sosial budaya itu juga bisa memiliki hal positif untuk untuk mendorong semangat dan nilai toleransi dan keberagaman. Dengan demikian akan menghasilkan siswa yang toleran,” ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Kemendikbudristek, Irsyad Zamjani, dalam webinar di Jakarta, Jumat.

Baca juga: KH Zulkifli: Puasa ajarkan umat kendalikan diri dan junjung toleransi

Dia menambahkan terdapat tiga dosa besar dalam pendidikan yakni intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan.

Dia menambahkan sejak dulu Kemendikbudristek memiliki komitmen yang kuat dalam mengatasi dosa besar di dunia pendidikan.

Baca juga: Etnis Tionghoa bantu paket Ramadhan untuk 2.140 kaum dhuafa di Aceh

Secara umum, mayoritas masyarakat Indonesia sangat toleran dan menjunjung tinggi toleransi. Dalam hal toleransi yang dibutuhkan adalah kesadaran dari masing-masing individu.

Intoleransi terjadi disebabkan tiga hal yakni pemahaman terkait agama yang kurang pas yang terlalu kontekstual sesuai dengan yang ada di kitab suci. Padahal untuk memahami kitab suci perlu pemahaman yang dalam agar menghasilkan interpretasi yang pas.

Baca juga: Gubernur Kaltim: Ramadhan momentum tingkatkan toleransi beragama

Selanjutnya adalah keteladanan dari orang yang memahami otoritas. Hal itu dikarenakan tidak semua orang mempunyai akses pada kitab suci dan tidak semua memahami budaya secara serta merta. Dengan demikian, mereka mencontoh dari orang yang memahami otoritas.

“Untuk itu, kami minta sosok yang memiliki otoritas memberikan keteladanan yang baik pada masyarakat,” kata dia.

Selanjutnya adalah lingkungan sosial budaya, politik dari kebijakan yang berkembang di masyarakat dan juga media sosial. Hal itu sangat berpengaruh pada bagaimana orang berperilaku. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak berperan dalam menciptakan ekosistem yang kuat.

Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021