Ambon (ANTARA News) - Penggagas lokakarya (workshop) pembuatan film pendek, Jefry Pattiasina, menilai, generasi muda Ambon, Maluku, perlu menekuni dunia perfilman.

"Kami menggagas workshop ini untuk memotivasi pemerintah, swasta dan pencinta film nasional, agar melirik Maluku sebagai daerah yang sebenarnya memiliki potensi untuk menekuni profesi tersebut," katanya saat membuka workshop pembuatan film pendek di Ambon, Senin.

Jefry mengatakan, Wagub Maluku, Said Assagaff dan Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja, telah memberikan apresiasi positif sehingga mereka bersedia menjadi juri kehormatan pada 29 Juli 2010.

Bahkan, para kepala SMA, SMK dan MA di Kota Ambon mengusulkan perlunya pembuatan film pendek ini dimasukkan dalam muatan lokal karena pelajar di sini memiliki potensi maupun bakat di bidang ini.

"Jadi terobosan ini untuk meningkatkan kemampuan para pelajar di Ambon yang selama ini menekuni majalah dinding, lomba bertutur, menulis soal legenda maupun potensi sumber daya alam, terutama berkaitan dengan bahari," ujar Jefry.

Dia berharap kegiatan awal ini nantinya menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan Nasional, Pemuda dan Olahraga Maluku untuk mengkaji, bahwa sudah saatnya pembuatan film dimasukkan dalam muatan lokal.

"Minimal dengan pengetahuan dasar ini memotivasi para pelajar di Maluku, khususnya Kota Ambon untuk lebih bergairah lagi menekuni pembuatan film pendek, yang sebenarnya merupakan salah satu profesi menjanjikan di masa mendatang," kata Jefry.

Peserta dari SMA Advent, Valencia Tanihattu, merasa bangga karena sinopsis kelompoknya berhasil lolos, dan karena itu dia siap menekuni workshop.

"Bangga dong. Tapi ini tantangan agar menekuni intensif dan mampu menyajikan materi sesuai kriteria panitia sehingga bisa terpilih dalam kategori terbaik," ujarnya.

Dia juga berharap pembuatan film bisa menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah karena potensi dan bakat pelajar di bidang ini cukup tinggi.

Sutradara pada PT. Surya Indratara, M. Ichsan, mengatakan, workshop yang diikuti enam SMA dan SMK yang lolos seleksi itu dijadwalkan berlngsung pada 26 - 28 Juli 2010.

Panitia menyiapkan penghargaan untuk tujuh kategori, yang meliputi ide cerita terbaik, pengambilan gambar terbaik, pencapaian artistik terbaik, pencapaian tekhnis terbaik, pemain putra dan putri terbaik, serta film workshop terbaik.

Para pemenang diberi hadiah berupa plakat, piagam dan uang pembinaan. Khusus untuk pembuatan film terbaik juga ditambahkan kamera handycam.

Ichsan mengakui dari 106 ide cerita (sinopsis) yang dimasukkan 56 kelompok dari 24 SMA dan sederajat di Kota Ambon, berhasil terseleksi enam terbaik.

Keenam SMA/SMK yang lolos itu yakni SMA Negeri 4 Ambon dengan judul cerita "Cita-cita", SMK Muhammadiyah Ambon (Kehidupan Laut Banda), SMA Negeri 13 Ambon dengan judul "Bukan Hanya Mimpi (Semoga)", SMA Advent Maluku (Selamatkan Pantai untuk Generasi Selanjutnya), SMK Negeri 5 Ambon (Pelangi di Pantai Natsepa) dan SMA Negeri Siwalima Ambon dengan judul cerita Pantaskah Kami Ambon.

Para juri yang melakukan seleksi sekaligus akan bertindak sebagai mentor saat pelatihan yakni Agung Sentausa (sutradara), Titien Wattimena (penulis skenario filem), Sidi Saleh (sutradara/sinematografer), Anggun Priambodo (sutradara), Rico Marpaung (penata artistik), Joseph Anggi (produser/sutradara) dan panitia workshop Jakarta.

"Jadi, workshop berisikan materi penjelasan soal film, bedah sinopsis, diskusi, penjelasan dan persiapan shooting, shooting, editing dengan hasil akhir dinilai para mentor, juri kehormatan yakni Wagub Maluku, Said Assagaff dan Wali Kota Ambon, Jopi Papilaja serta Nicolas Saputra, Pevita Pearce dan Ardina Rasti," ujar Ichsan.

Film yang dibuat akan dinilai dan hasilnya diumumkan bersamaan dengan festival film kreasi anak muda Maluku yang dipusatkan di kawasan Pattimura Park Ambon, pada 30 Juli 2010.
(T.L005H-KWR/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010