Jakarta (ANTARA) - Perusahaan rintisan kuliner multi-brand Hangry mengumumkan pendanaan Seri A sebesar 13 juta dolar AS (Rp188 miliar) yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari Atlas Pacific Capital, SALT Ventures, dan Heyokha Brothers.

Dengan pendanaan terbaru ini, Hangry punya target ekspansi nasional pada tahun 2021 dan 2022.

Hangry adalah perusahaan rintisan kuliner yang memiliki konsep cloud kitchen dan multi-brand. Didirikan pada 2019 oleh Abraham Viktor, Robin Tan, dan Andreas Resha, Hangry memiliki misi menyediakan pilihan makanan dan minuman lezat, mudah didapat dengan harga terjangkau.

Baca juga: Hangry luncurkan menu baru untuk pencinta ayam goreng ala Korea

Saat ini, Hangry memiliki beberapa merek ternama dengan menu beragam, seperti: Moon Chicken (ayam goreng ala Korea), San Gyu (masakan otentik Jepang), dan Ayam Koplo (ayam geprek dan berbagai hidangan ayam).


“Tidak banyak brand makanan dan minuman global yang memiliki sajian yang benar-benar berkualitas, pun yang berasal dari Indonesia. Ini yang menjadi cita-cita kami. Kami mulai dari sebuah ruko kecil dan akan terus berkembang ke kota-kota besar di Indonesia lalu ke negara-negara Asia Tenggara,” ungkap Abraham Viktor, Co-founder & CEO Hangry dalam siaran resmi, Senin.

“Dalam jangka panjang, Hangry ingin menjadi brand yang tumbuh bersama konsumen, hadir pada tiap momen mereka dan membuat momen tersebut menyenangkan. Hal ini pula yang membuat kami membangun banyak brand dan terus mengembangkan brand kuliner kami, sehingga kami dapat memenuhi perbedaan selera dan ketertarikan yang dimiliki pelanggan,” lanjut Abraham.

Sebagai sebuah perusahaan rintisan, Hangry memiliki ambisi besar untuk dicapai, yakni menjadi perusahaan kuliner global di tahun 2030.

Dimulai dengan menjadi perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia di tahun 2025. Pandemi yang sedang terjadi pun tidak mempengaruhi ambisi ini.

Meskipun sempat mengalami tantangan di awal pandemi, Hangry berhasil bertahan dan berkembang di tengah tantangan perekonomian serta pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah. Tahun lalu, Hangry berhasil membuka lebih dari 35 outlet dan tumbuh hingga 22 kali dalam kurun waktu satu tahun.

Hangry menerima pendanaan institusional pertamanya sebesar 3 juta dolar AS (Rp43 miliar) dari Alpha JWC Ventures dan Sequoia Capital melalui program akselerator Surge pada 2020, dan tumbuh pesat sejak saat itu. Melalui pendanaan Seri A ini, Hangry akan meneruskan misinya dengan melakukan ekspansi membangun lebih dari 120 outlet secara keseluruhan, dengan target meluncurkan 20+ restoran dine-in tahun 2021.

“Konsep bisnis Hangry adalah multi-brand dan multi-channel untuk membawa banyak pilihan dengan berbagai jalan bagi konsumen. Karena itu, membuka restoran untuk makan di tempat memang sudah ada di dalam perencanaan kami selama ini, hanya saja kami tunda karena pandemi. Tahun lalu kami memutuskan untuk fokus dengan konsep cloud kitchen dan hal ini telah menjadi kunci kesuksesan Hangry. Kini, masyarakat sudah mulai siap untuk kembali beraktivitas normal, termasuk untuk makan ke luar, dan ini adalah waktu yang tepat untuk memperkenalkan restoran Hangry,” jelas Abraham.

Dia mengatakan, rencana besar dan performa bisnis yang kuat selama pandemi adalah alasan mereka dapat meraih pendanaan Seri A dan kepercayaan dari para investor untuk bekerja sama mencapai target-target ke depannya. Bagi pihaknya, melanjutkan kemitraan dengan Alpha JWC Ventures adalah pilihan terbaik, terutama untuk memenangkan pasar Indonesia dan regional ke depannya.

Dia melanjutkan, investor baru yang memberikan nilai kuat lainnya bagi Hangry. SALT Ventures datang dengan keahliannya di bidang media serta Atlas Pacific Capital dan Heyokha Brothers membawa pengalaman regional dan global yang mendukung rencana jangka panjang mereka.

"Bersama mereka, kami yakin jalan untuk mencapai ambisi global Hangry akan semakin mulus.”

Partner di Alpha JWC Ventures Eko Kurniadi mengatakan, apa yang telah dicapai Hangry sejauh ini membuktikan kepercayaan mereka sebagai investor sejak awal. Dalam kurun waktu 1,5 tahun, Hangry berhasil meluncurkan berbagai brand dengan ragam rasa dan kategori, dan hampir semuanya menjadi produk terbaik dengan peringkat teratas di berbagai platform.

"Ini hanyalah permulaan dari perjalanan Hangry untuk menjadi brand makanan dan minuman lokal teratas di Indonesia, dan kami bangga dapat menjadi bagian dari perjalanan ini bersama mereka,” kata Eko.

Managing Partner di SALT Ventures Danny Sutradewa menambahkan, model bisnis Hangry terbukti mampu bertahan dari krisis karena berhasil membuka lebih dari 35 outlet tahun lalu di tengah pandemi. Dia juga memuji sang pendiri, Abraham Viktor yang disebut visioner dan memiliki integritas.

"Sejak awal, salah satu tujuan utama SALT Ventures adalah untuk menciptakan ekosistem kreatif yang berdampak di mana semua pendiri di dalam ekosistem ini dapat memberikan nilai positif satu sama lain. Penambahan Hangry ke ekosistem kami tentunya akan membawa dampak positif yang sangat besar bagi semua pendiri dari bisnis di dalam ekosistem SALT,” tutup Danny.

Baca juga: Makanan Sultan, menu baru di Ayam Koplo

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021