kami pedagang batik, sangat berharap larangan mudik ini tidak mempengaruhi jumlah konsumen.
Yogyakarta (ANTARA) - Pedagang pasar rakyat terbesar di Kota Yogyakarta, Beringharjo, hanya bisa berharap larangan mudik yang ditetapkan pemerintah pada Lebaran 2021 tidak membawa dampak pada penurunan jumlah pengunjung ke pasar tersebut saat libur.

"Khususnya kami pedagang batik, sangat berharap larangan mudik ini tidak mempengaruhi jumlah konsumen. Harapannya, 40 persen pengunjung yang biasanya datang saat libur Lebaran tetap bisa datang pada tahun ini," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat Bintoro di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, banyak rekan-rekannya sesama pedagang batik di Pasar Beringharjo yang masih terkejut karena jumlah pengunjung menjelang Lebaran belum kembali normal seperti pada 2019 atau saat sebelum terjadi pandemi COVID-19.

"Secara umum, belum ada kenaikan jumlah konsumen khususnya di pedagang batik. Banyak pedagang yang merasa kaget karena pengunjung bisa dibilang masih sepi," katanya.

Baca juga: Semar bawa pedagang Pasar Beringharjo ke dunia digital

Bintoro menambahkan, kenaikan jumlah pengunjung untuk pedagang batik biasanya terjadi saat libur Lebaran. "Namun karena ada larangan mudik dan penyekatan di perbatasan, maka kami pun hanya bisa berharap pengunjung tetap ramai meskipun tidak seramai sebelum pandemi," katanya.

Meskipun demikian, ia mengatakan, jumlah konsumen di pedagang pakaian dan perlengkapan muslim di Pasar Beringharjo sudah mulai mengalami kenaikan menjelang Lebaran.

"Saat libur menjelang puasa, sempat ada kenaikan jumlah pengunjung. Tetapi begitu memasuki bulan puasa, jumlah pengunjung langsung berkurang drastis," katanya.

Kondisi pasar pada saat libur akhir pekan, lanjut dia, hampir sama seperti hari kerja lainnya. "Sabtu atau Minggu tidak bisa dipastikan akan mendapat kenaikan omzet. Konsumen hampir rata," katanya.

Baca juga: Pasar Beringharjo perketat protokol kesehatan saat libur panjang

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono mengatakan menambah 30 personel keamanan yang akan ditempatkan di sejumlah pasar yang mengalami kenaikan pengunjung menjelang Lebaran.

"Misalnya di Beringharjo dan pasar lainnya yang mulai ramai menjelang Lebaran untuk memastikan protokol kesehatan bisa berjalan dengan maksimal," katanya.

Penyekatan dan pemberian tanda alur keluar masuk pengunjung di pasar tradisional tetap diberlakukan sebagai upaya untuk memastikan tidak ada kerumunan dan tiap pengunjung bisa saling menjaga jarak.

"Meskipun untuk menjaga jarak ini sangat sulit ditetapkan. Kami pun sulit menerapkan pembatasan jumlah pengunjung karena karakteristik di tiap pasar tradisional itu berbeda-beda," katanya.

Yunianto memperkirakan, puncak kepadatan di pasar tradisional khususnya di Pasar Beringharjo akan terjadi pada Minggu (9/5), baik di Beringharjo Timur untuk memenuhi bahan kebutuhan pokok atau di Beringharjo Barat untuk kebutuhan pakaian dan perlengkapan ibadah.

Baca juga: Pedagang produk fesyen Beringharjo gencarkan penjualan daring

Baca juga: Satu pedagang sayur di Beringharjo Yogyakarta positif COVID-19


 

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021