Secara sosiotropik perekonomian nasional masih dipersepsikan negatif, namun tren persepsi itu semakin membaik
Jakarta (ANTARA) - Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan tren persepsi publik terhadap kondisi ekonomi nasional dalam satu tahun terakhir cenderung membaik.

"Secara sosiotropik perekonomian nasional masih dipersepsikan negatif, namun tren persepsi itu semakin membaik," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan dalam 12 bulan terakhir terutama di kuartal II tahun 2020 atau beberapa bulan setelah pandemi, kondisi ekonomi nasional sempat memburuk hingga 81 persen.

"Survei terhadap pergerakan opini publik terkait kondisi ekonomi nasional trennya turun secara cukup lumayan tajam. Tapi kalau dibandingkan yang mengatakan baik, masih lebih banyak yang mengatakan buruk," ujar Burhanudin.

Namun, memasuki kuartal I 2021 survei indikator menunjukkan sebanyak 49,5 persen responden menyatakan kondisi ekonomi buruk. Sementara yang menyatakan baik sebanyak 14,5 persen dan menyatakan ekonomi sedang-sedang saja mencapai 33,8 persen.

"Hasil temuan survei persepsi publik ini, sejalan dengan hasil temuan BPS," katanya.

Menurutnya, demikian juga prediksi dari beberapa lembaga mengatakan bahwa kuartal I 2021 kemungkinan ekonomi masih minus antara 0,1 - 1 persen, namun angka itu menunjukkan ada perbaikan dibanding akhir 2020.

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani, mengatakan tren ekonomi Indonesia memang membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, namun kontraksi yang terjadi makin menurun.

Dari assessment Kadin sendiri, di kuartal I 2021 masih mengalami kontraksi dengan angka kurang lebih 0,7 - 1 persen.

"Tapi kami meyakini di kuartal II 2021 apalagi menjelang lebaran, mobilitas manusia semakin meningkat dan juga vaksinasi yang berjalan sangat baik," kata Rosan.

Optimisme Kadin juga sejalan dengan pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang meyakini perekonomian pada triwulan II 2021 akan mulai tumbuh di zona positif 6,9-7,8 persen, seiring pelaksanaan sejumlah kebijakan dan stimulus dari pemerintah.

Survei Nasional Persepsi Ekonomi dan Politik jelang Lebaran ini, dilakukan Indikator Politik Indonesia pada 13-17 April 2021.

Survei dilakukan melalui telepon pada 1.200 responden yang telah dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia.

Dengan asumsi metode simple random sampling, toleransi kesalahan survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Presiden: Pertumbuhan ekonomi harus jadi mesin pemerataan pembangunan
Baca juga: Bappenas perkirakan ekonomi RI terkontraksi 0,9 persen kuartal I
Baca juga: Menkeu: Reformasi struktural hasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021