Ekspor barang dan jasa tumbuh 6,74 persen serta konsumsi pemerintah tumbuh 2,96 persen pada triwulan I-2021
Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor dan konsumsi pemerintah yang tumbuh positif pada triwulan I-2021 telah membantu penguatan kinerja perekonomian.

"Ekspor barang dan jasa tumbuh 6,74 persen serta konsumsi pemerintah tumbuh 2,96 persen pada triwulan I-2021," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu.

Suhariyanto mengatakan kinerja ekspor yang mulai pulih ini dipengaruhi oleh membaiknya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor, terutama China dan AS.

"Ekspor nonmigas tumbuh dari nilai dan volume untuk komoditas seperti lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja serta mesin dan peralatan listrik," ujarnya.

Sedangkan, pertumbuhan konsumsi pemerintah disebabkan oleh kenaikan realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial di APBN masing-masing sebesar 40,51 persen dan 16,52 persen.

"Kenaikan belanja barang dan jasa, baik untuk pengeluaran konsumsi kolektif maupun individu, lebih banyak terjadi pada belanja penanganan pandemi COVID-19 untuk obat-obatan dan vaksin," kata Suhariyanto.

Terkait konsumsi pemerintah, ia mengharapkan adanya percepatan penyerapan belanja barang dan jasa di tingkat pemerintah daerah yang masih melambat dan belum memberikan kontribusi kepada perekonomian.

"Belanja barang, jasa dan pegawai di APBD yang mengalami kontraksi ini menghambat konsumsi pemerintah. Kalau itu diwujudkan, konsumsi pemerintah bisa membantu perekonomian dengan pertumbuhan yang kuat," katanya.

Secara keseluruhan, ekonomi nasional pada triwulan I-2021 masih terkontraksi, karena komponen pengeluaran penyumbang terbesar PDB seperti konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh negatif.

Konsumsi rumah tangga tercatat kontraksi 2,23 persen dan PMTB tumbuh negatif 0,23 persen. Keduanya saat ini menyumbang 88,91 persen PDB pada triwulan I-2021.

Meski terkontraksi, kinerja konsumsi rumah tangga dan investasi ini mengalami tren kenaikan, karena tumbuh lebih baik dari periode sebelumnya, sehingga memunculkan optimisme atas perbaikan ekonomi di triwulan berikutnya.

Sebelumnya, BPS mencatat perekonomian Indonesia pada triwulan I-2021 masih tumbuh negatif atau kontraksi 0,74 sebesar persen (yoy), meski sejumlah tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi itu muncul dari membaiknya Indeks Penjualan Ritel, Indeks Keyakinan Konsumen maupun PMI Manufaktur selama Januari-Maret 2021.

Kemudian, penjualan mobil, konsumsi listrik dan permintaan semen yang meningkat juga memberikan adanya sinyal positif pemulihan ekonomi Indonesia.

Baca juga: BPS: Enam sektor lapangan usaha topang ekonomi triwulan I-2021
Baca juga: Pengamat: Jaga kinerja ekspor dengan diversifikasi produk dan tujuan
Baca juga: BPS: Ekspor Maret 2021 bagus sekali, tertinggi sejak Agustus 2011

 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021