Kanada menyediakan pasokan tambahan APD untuk memastikan bahwa negara-negara di kawasan tidak terdampak isu rantai pasok
Jakarta (ANTARA) - Sebagai salah satu mitra dialog Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak tahun 1977, Kanada memiliki komitmen untuk terus berperan aktif dalam berbagai aspek kemitraan, termasuk keamanan dan perdamaian, pembangunan berkelanjutan, penguatan kerja sama ekonomi, serta hubungan masyarakat.

Kala pandemi COVID-19 menerpa dunia dan membawa krisis kesehatan dan ekonomi ke berbagai negara, kemitraan antara ASEAN dan Kanada yang telah terjalin lama itu menjadi landasan bagi kerja sama di masa pandemi. ANTARA telah berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan Duta Besar Kanada untuk ASEAN, Diedrah Kelly, terkait bantuan jutaan dolar yang dikucurkan oleh Kanada bagi upaya penanganan pandemi di ASEAN, pengalaman yang dapat dibagikan oleh pemerintah Kanada, serta meneropong potensi kerja sama kedua pihak di masa depan.

Simak percakapan ANTARA dengan Dubes Kelly dalam artikel International Corner berikut ini.

ANTARA: Mungkin kita bisa memulai dengan isu yang paling relevan di dunia  saat ini, yakni pandemi COVID-19. Bagaimana pandangan anda terhadap upaya yang dilakukan oleh negara-negara ASEAN dalam menangani pandemi COVID-19?

Duta Besar Diedrah Kelly: Ini sangat menarik. Setiap negara anggota ASEAN telah mengambil langkah untuk mengendalikan pandemi COVID-19 yang berdampak terhadap populasinya dan saya rasa kita telah melihat langkah-langkah hebat yang telah dilakukan terkait koordinasi dan menunjukkan pentingnya kerja sama dalam situasi seperti ini.

Terkait langkah regional yang telah ditetapkan, terdapat inisiatif yang disebut Kerangka Kerja Pemulihan Komprehensif ASEAN (ASEAN Comprehensive Recovery Framework) yang tidak hanya fokus pada aspek kesehatan namun juga aspek ekonomi dalam merespons pandemi dan hari ini Kanada dengan suka cita mengumumkan kontribusinya terhadap kerangka kerja respons COVID tersebut dengan kontribusi sebesar 3,5 juta dolar (Rp48,1 miliar) dalam jangka waktu lima tahun, dan bantuan ini akan menyediakan dukungan yang bermanfaat bagi 10 negara anggota ASEAN dalam pengadaan, contohnya peralatan medis yang dibutuhkan seperti alat tes dan diagnosis, alat pelindung diri seperti masker, shields dan juga obat-obatan terapeutik dan vaksin.

(Bantuan) ini juga akan mendukung koordinasi dan pengembangan riset terkait COVID-19 seperti virologi dan imunologi dan riset penting lainnya guna mencegah penyebaran pandemi yang lebih besar, serta untuk merespons pandemi di masa depan.

Saya rasa secara garis besar peningkatan kapasitas para profesional di bidang kesehatan dan pekerja medis yang berada di garda terdepan dan respons darurat merupakan prioritas utama dan upaya komprehensif yang dilakukan melalui kerangka kerja pemulihan komprehensif ASEAN kami yakin telah menunjukkan progress, dan kami sangat senang karena telah dapat berkontribusi terhadap inisiatif kawasan yang begitu penting terkait isu yang menekan ini.


Baca juga: ASEAN, Kanada dorong mulainya negosiasi kesepakatan perdagangan bebas
Baca juga: Kanada salurkan 90.000 masker bedah senilai Rp47,3 M ke ASEAN


ANTARA: Bagaimana skema kerja sama terkait dana tersebut akan berlangsung?

Dubes Kelly: Untuk kontribusi Kanada terkait respons COVID ASEAN, dana tersebut akan disalurkan secara langsung melalui Sekretariat ASEAN, dan di dalam sekretariat itu terdapat mekanisme koordinasi yang merespons terhadap prioritas-prioritas yang telah diidentifikasi dan ini memastikan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang paling mendesak dapat dipenuhi dan populasi-populasi yang paling rentan di antara negara-negara anggota ASEAN menerima bantuan yang didasarkan prioritas.

Contohnya, jika kita melihat pembelian vaksin, dana tersebut dapat digunakan untuk pembelian vaksin dan akan ada mekanisme dalam Sekretariat ASEAN untuk mendapatkan vaksin tersebut dan mendistribusikannya ke negara-negara anggota dari pihak pemasok.


ANTARA: Selain bantuan berupa pendanaan, apakah ada pengalaman atau praktik terbaik yang dapat dibagikan Kanada kepada negara-negara ASEAN terkait respons terhadap pandemi?

Dubes Kelly: Ada daftar panjang dalam warisan kerja sama antara Kanada dan negara-negara anggota ASEAN terkait isu ini. Terdapat proyek yang telah lama berdiri, yang tengah diimplementasikan oleh Kanada dengan ASEAN terkait keamanan dan keselamatan biologis dan inti dari proyek tersebut adalah untuk merespons terhadap pandemi, yang telah menjadi sangat bermanfaat terkait upaya respons terhadap pandemi COVID-19 ini yang menggunakan sejumlah metode yang sangat inovatif terkait mekanisme yang terdapat di dalam kumpulan mekanisme yang ada.

Contohnya, mungkin anda pernah mendengar perusahaan Kanada yang bernama Blue Dot, perusahaan yang berbasis di Toronto, Kanada dan menggunakan analisis data. Perusahaan melihat data yang muncul di poin-poin yang berbeda, baik itu adalah informasi wisatawan, atau kasus penyakit yang dilaporkan atau peningkatan angka kematian. Dengan menyatukan semua data itu, risiko dapat diperkirakan atau diidentifikasi dan membentuk perkiraan pola di masa depan.

Blue Dot telah menjadi bagian dari kumpulan mekanisme dalam langkah-langkah keamanan dan keselamatan biologis dan terus menyediakan penilaian risiko (risk assessment) kepada 10 negara-negara anggota ASEAN selama pandemi. Jadi ini adalah salah satu contoh lagi terkait praktik terbaik, dengan menggunakan informasi dan teknologi yang tersedia.

Kami juga bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN untuk mengembangkan kapasitas, termasuk memastikan bahwa para profesional yang bekerja di laboratorium bekerja di bawah kondisi yang aman, sesuai dengan standar internasional untuk berhadapan dengan patogen berbahaya serta saling berbagi keahlian dalam kawasan.

Dan tentunya saya rasa identifikasi awal terkait keperluan APD. Di awal pandemi, Kanada menyediakan pasokan tambahan APD untuk memastikan bahwa negara-negara di kawasan tidak terdampak isu rantai pasok, dan isu rantai pasok merupakan area di mana kami juga telah bekerja sama.

Selain itu, area praktik terbaik yang perlu disoroti adalah wadah berbagi vaksin COVAX, yang menggarisbawahi pentingnya kemitraan dan institusi multilateral yang kuat [...] COVAX adalah area di mana Kanada tak hanya berkolaborasi dengan negara-negara anggota ASEAN namun juga dengan Indonesia secara khusus. Menteri Kerja sama Internasional kami sama-sama menjadi ketua Advanced Market Engagement Group dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi untuk memastikan adanya akses terhadap vaksin yang aman dan merata.


ANTARA: Anda telah menggambarkan bahwa kerja sama antara Kanada dan ASEAN tetap kuat meski diterpa pandemi, potensi apa saja yang masih dapat dieksplorasi dalam hubungan kedua pihak baik di masa pandemi maupun pascapandemi nanti?

Dubes Kelly: Saya rasa, tentunya terkait respons awal dalam penyediaan alat pelindung diri (APD) dan memastikan akses yang setara terhadap vaksin serta berkontribusi terhadap upaya-upaya pengembangan dan riset dan saya rasa inovasi semacam ini, dengan keterkaitan terhadap riset dan pengembangan, akan menjadi sangat penting dalam hubungan Kanada dengan kawasan (Asia Tenggara) ke depannya.

Namun, kita juga mengetahui bahwa terdapat sejumlah upaya jangka panjang yang harus kita dukung dan tak bisa dipungkiri bahwa telah terdapat sejumlah langkah mundur yang diakibatkan oleh pandemi dalam kemajuan yang telah diraih untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), tak hanya di ASEAN namun juga di berbagai penjuru dunia. Kita telah melihat risiko-risiko tersebut telah diperburuk dan dampaknya semakin buruk bagi perempuan, anak-anak dan mereka yang paling rentan [...] penting untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang paling terdampak. Contohnya adalah sektor edukasi, di mana jutaan anak tak memiliki akses terhadap hal tersebut selama pandemi.

Mengendalikan tekanan terhadap ekonomi akan menjadi tantangan jangka panjang yang harus dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat kita dan kita harus bekerja sama untuk menstabilkan ekonomi dan mengidentifikasi cara-cara baru untuk mengintegrasikan dan mendukung ekonomi dan masyarakat kita.

Ke depannya, telah ada upaya yang dilakukan oleh Kanada dalam kerja sama dengan negara-negara ASEAN serta dengan Indonesia secara bilateral. Sebagai contoh, kami tengah bekerja sama untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas Kanada-ASEAN yang akan menguntungkan masyarakat di kawasan ASEAN. Namun kami juga meyakini bahwa meski telah terjalin kemitraan ekonomi, perdagangan, dan investai yang kuat di sejumlah sektor, masih banyak sektor yang dapat dijajaki, terutama di segmen-segmen populasi yang belum menjadi fokus dalam kesepakatan perdagangan sebelumnya, contohnya seperti usaha kecil dan menengah. Para pelaku usaha ini adalah tulang punggung ekonomi tak hanya di ASEAN namun juga di Kanada, jadi jika kita dapat menemukan cara untuk menghubungkan pelaku UMKM di Asia Tenggara dan di Kanada, ini adalah situasi yang saling menguntungkan.

Kami juga memperhatikan potensi kesepakatan perdagangan ekonomi komprehensif (CEPA) secara khusus antara Kanada dan Indonesia.

Baca juga: Kanada kucurkan 3,5 juta dolar dukung respon pandemi ASEAN
Baca juga: Pasar bebas ASEAN-Kanada diyakini dapat pulihkan ekonomi pascapandemi


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021