Ternate (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung keinginan Pemerintah Provinsi Maluku Utara untuk menjadikan Kepulauan Morotai sebagai kawasan ekonomi khusus.

Dalam sambutannya pada peresmian pemindahan ibukota Provinsi Maluku Utara dari Ternate ke Sofifi di Lapangan Ngaralamo, Kelurahan Salero, Kecamatan Kota Ternate Utara, Kota Ternate, Rabu, Presiden meminta agar dibuat rencana induk sebagai persiapan matang untuk menjadikan Pulau Morotai sebagai sentra ekonomi baru.

Bahkan, Presiden menyampaikan rencana mengunjungi Pulau Morotai untuk memeriksa langsung potensi yang dapat dikembangkan di pulau tersebut.

Sebagai pulau terluar yang menjadi pintu gerbang masuk Indonesia melalui Samudera Pasifik, bertetangga dengan Asia Timur, dan berada pada jalur utama menuju Australia dan Selandia Baru, Presiden menilai Pulau Morotai dapat menjadi bagian dari pergerakan ekonomi di Asia Pasifik.

"Kalau kita berpikir strategis, mari kita bikin sesuatu di Maluku Utara, Morotai, sehingga itu jadi bagian pergerakan ekonomi di Asia Pasifik," kata Presiden.

Kepala Negara mengaku sudah menerima rencana induk pembangunan Morotai yang diajukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad untuk menjadi sentra perikanan, wisata, perdagangan, dan jasa.

"Silakan dikembangkan, rencanakan dengan matang, setelah itu baru dilakukan pembangunan sungguh-sungguh," ujar Presiden.

Ia mengingatkan agar pembangunan sentra ekonomi Morotai tidak dilakukan secara terburu-buru tanpa rencana dan akhirnya terbengkalai karena kurang perhitungan matang.

Presiden dalam pidatonya menyampaikan pembangunan sentra-sentra ekonomi baru di kawasan Indonesia Timur merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Kebijakan lain untuk memajukan kawasan Indonesia Timur, menurut dia, adalah dengan memprioritaskan pembangunan bidang-bidang unggulan yang dimiliki oleh setiap provinsi.

Selain itu, Presiden juga menjanjikan peningkatan pembangunan infrastruktur di sektor udara, air, dan laut di kawasan Indonesia Timur untuk meningkatkan keterhubungan dan memudahkan suplai logistik ke wilayah paling banyak terdapat desa tertinggal itu.
(D013/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010