mereka punya masa depan yang baik
Dramaga, Bogor (ANTARA) - DPRD Kabupaten Bogor, Jawa Barat berjanji akan memfasilitasi pengobatan para santri yang menderita talasemia di Pondok Pesantren (Ponpes) Albarokah, Dramaga, Bogor.

"Banyak anak-anak santri yang juga yatim piatu menderita penyakit talasemia. Kita pun akan berupaya memfasilitasi mereka agar bisa cuci darah secara rutin," ungkap Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto di Cibinong, Bogor, Senin (10/5).

Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dapat mengeluarkan dana hibah untuk membiayai pengobatan para penderita talasemia, sehingga tak hanya dilakukan untuk penderita talasemia di Ponpes Albarokah.

"Dengan biaya yang tidak terlalu mahal, dan juga kita mendorong pemerintah untuk membantu dari program hibah dan program lainnya," terang politisi Partai Gerindra itu.

Rudy mengaku prihatin ketika mengunjungi langsung para santri di Ponpes Albarokah saat acara buka puasa bersama dengan rombongan DPRD Kabupaten Bogor, pada Jumat (7/5). Karena selain menderita talasemia, umumnya para santri di ponpes tersebut berstatus yatim piatu.

"Mereka punya masa depan yang baik, walaupun hari ini kondisi mereka dalam kondisi kekurangan, mungkin akan jadi pemimpin-pemimpin kita, ada yang jadi bupati, ada yang jadi anggota dewan, pengusaha besar, bahkan mereka bisa jadi presiden," tuturnya.

Baca juga: Ponpes Daarul Mizan Bogor "sulap" kandang sapi untuk ruang belajar

Senada, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Agus Salim mengaku terharu melihat kondisi santri di Ponpes Albarokah. Menurutnya, berbagi kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan, adalah cara untuk merefleksikan diri bagi orang-orang yang hidup serba berkecukupan.

"Satu pengalaman rohani yang luar biasa di bulan suci ini melihat semangat anak-anak dengan kondisi luar biasa yang butuh uluran tangan kita," kata politisi PKS itu.

Sementara itu, Penanggungjawab Ponpes Albarokan, Hanif Abdulrohman menyebutkan bahwa ponpes yang ia kelola itu tidak memungut biaya sepeserpun dari santrinya. Ia bahkan kerap kebingungan untuk membayar kantong darah setiap kali beberapa santrinya yang menderita talasemia untuk menjalani pengobatan.

"Satu kantong darah bisa kena Rp400 ribu, belum biaya yang lain-lain. Makanya kita sangat butuh sekali pendonor, karena pandemi dan Ramadhan ini stok darah di PMI (Palang Merah Indonesia) hanya sedikit," kata Hanif.

Baca juga: Ponpes "Tahfidz dan Entrepreneur" di Puncak-Bogor diresmikan YBM PLN
Baca juga: Ade Yasin perkuat peran Satgas COVID-19 Pondok Pesantren di Bogor

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021