Ternyata bisa menjadi dana imbal jasa karbon
Jambi (ANTARA) - Masyarakat lima Desa di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi mendapat berkah di bulan suci Ramadhan tahun ini dengan menerima bantuan paket Ramadhan dan kerbau untuk Lebaran setelah mereka menjaga dan melestarikan hutan sehingga warga desa mendapatkan pembagian dana 'imbal jasa karbon' dari dunia internasional.

Pada tahun ini pemberian dana imbal jasa karbon untuk lima desa di Bungo diberikan kepada warga di Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Jambi, dan pemberian sangat tepat di saat menuju Lebaran dan warga kini tersenyum sumringah.

"Di tengah pandemi yang masih belum terkendali dan perekonomian yang masih lesu, hutan yang mereka pelihara dengan baik kembali membawa berkah," kata Humas Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Sukmareni.

Melalui imbal jasa karbon warga di lima desa, yakni Desa Senamat Ulu, Laman Panjang, Lubuk Beringin, Buat, dan Sungai Telang, di Bulan Ramadhan kali ini kembali menerima paket Ramadhan berupa sembako dan pembelian kerbau untuk keperluan daging lebaran Idul Fitri 1442 H.

Masyarakat di lima desa ini, di Kabupaten Bungo disebut dengan dusun, bersyukur mendapatkan bantuan dari hasil menjaga hutan ini.

"Senang nian kami dapat bagian dari dana jago hutan kami, semoga dananya akan terus tersedia untuk kami, mano kondisi macam ko (kondisi macam begini), hargo karet belum jugo ado naik (harga karet belum naik), bulan puaso, mau Lebaran, bersyukur nian kami dapat bantuan iko," kata Nenek Aisyah yang akrab dipanggil warga di Dusun Laman Panjang juga dikenal dengan nama Ninek Tino.

Pembagian paket sembako ini, dilakukan di masing-masing dusun dengan mengatur jadwal pengambilan sehingga tidak menimbulkan kerumunan masyarakat. Pembagian ini dilakukan di masing-masing desa dengan sejak pekan lalu di Dusun Sungai Telang.

Penerima bantuan paket sembako ini,diterima oleh 337 KK di Dusun Senamat Ulu, 202 rumah di Dusun Laman Panjang, 110 rumah di Dusun Lubuk Beringin ditambah, 561 rumah di Dusun Sungai Telang dan 300 rumah di Buat.

Selain menerima paket sembako, masing-masing warga dusun menjelang H-1 lebaran nanti juga akan mendapatkan paket daging dari hasil penyembelihan kerbau. Kerbau ini didistribusikan, tiga ekor di Senamat Ulu, seekor di Lubuk Beringin, dua ekor di Laman Panjang, dan dua ekor di Buat.

"Masing-masing dusun sudah kita diskusikan, terkait apa yang akan dibelanjakan dengan dana imbal jasa karbon yang diterima masing-masing desa yaitu Rp200 juta. Termasuk paket sembakonya ada yang minta beras dengan minyak, gula, tepung dan kacang, ada juga yang minta lainnya, semua berdasarkan kesepakatan warga," kata Fasilitator Pendamping Warsi, Agus Sumarli yang membantu penyaluran imbal jasa karbon kepada masyarakat di lima desa Bathin III Ulu.

Baca juga: Forclime FC diklaim sukses turunkan emisi 120.000 ton CO2 ekuivalen

Baca juga: Pemerintah gerakkan pengelolaan hutan lestari demi kurangi emisi


Dikatakannya, pembagian dana imbal jasa ini, dibagi dalam tujuh aspek, yaitu aspek keagamaan yang disalurkan berupa bantuan paket sembako dan daging di bulan Ramadhan, selain itu dana juga digunakan untuk pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana kampung.

Kesepakatannya dana imbal jasa karbon ini digunakan untuk pengamanan dan patroli hutan Desa, aspek sosial berupa beasiswa dan bantuan lansia, untuk keagamaan melalui pembagian paket Ramadhan, penguatan kelembagaan LPHD, bantuan untuk pemuda dan karang taruna, untuk kegiatan penguatan ekonomi, dan kegiatan pemerintahan dusun dan PKK.

"Ini yang disepakati masyarakat untuk pembagian dana imbal jasa karbon 2021 ini,”kata Agus.

Sementara itu Kepala Desa Lubuk Beringin Al Jufri, mengatakan pihaknya sangat berterima kasih kepada para pihak yang sudah memberikan dana imbal jasa karbon ke desa mereka. “Kami awalnya menjaga hutan, karena memang hutan ini penting untuk melindungi air sawah kami, tidak menyangka juga kami kalau ternyata bisa menjadi dana imbal jasa karbon yang dapat dinikmati oleh seluruh warga desa kami."

Dana imbal jasa karbon yang diterima masyarakat Bathin III Ulu, berasal dari sumbangan masyarakat Eropa yang sudah masuk dalam skema perdagangan karbon sukarela.

Masing-masing pihak yang melakukan penghitungan jejak karbon, dalam hal ini aktivitas mereka yang menyumbang kepada peningkatan emisi karbon, dengan menyumbangkan sejumlah dana untuk membantu masyarakat yang masih mengelola hutannya dengan baik, sehingga mampu menyerap emisi yang dihasilkan.

Menjaga hutan ini, dilakukan masyarakat Bathin III Ulu di kawasan Bukit Panjang Rantau Bayur (Bujang Raba) dengan skema Hutan Desa. Sejak mendapatkan izin kelola hutan desa dari Kementerian Kehutanan, masing-masing desa berkomitmen tinggi menjaga hutan mereka.

Komitmen ini, ditunjukkan dengan tidak adanya terjadi penurunan atau pengurangan tutupan hutan yang bisa dipantau dengan pengamatan citra satelit lansat. Dari sinilah kemudian melalui skema karbon sukarela, upaya yang dilakukan masyarakat ini dapat menghasilkan dana imbal jasa karbon.

"Jalan jalan ke pasar Buat, jangan lupo membeli ikan, paket Ramadhan sudah kita dapat, hutan desa mari kito lestarikan," kata Rio (kepala desa) Senamat Ulu, Datuk Tarmizi ketika memberikan sambutan penyaluran paket pada masyarakat, dan disambut dengan tepuk tangan meriah warga dusun.

Baca juga: Pemerintah terus dorong target bebas emisi karbon lebih cepat

Baca juga: Guru Besar IPB tegaskan pentingnya mencapai netralitas karbon



 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021