Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengingatkan stunting akan memengaruhi prestasi keolahragaan bangsa sehingga perlu langkah pencegahan demi menciptakan generasi yang sehat, unggul, dan berprestasi.

Stunting menjadi permasalahan bersama sehingga penanganannya menjadi tugas bersama, termasuk Kemenpora bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kami dari Kemenpora tentu sangat berkepentingan khususnya penanganan para remaja dan pemuda, baik secara umum maupun yg dalam kategori menjadi atlet," kata Menpora, dalam konferensi pers virtual, Senin.

Hal tersebut disampaikannya usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait upaya pengentasan masalah stunting untuk mencetak atlet unggul di masa depan.

Baca juga: BKKBN sebut edukasi dan intervensi gizi penting cegah stunting
Baca juga: Menko PMK sebutkan alasan "stunting" jadi perhatian Presiden


Penandatanganan MoU dilakukan Menpora Zainudin P. Amali dan Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo di Gedung Kemenpora, Jakarta, disaksikan anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska.

Diakui Menpora, penanganan stunting sejalan dengan grand design Kemenpora untuk mencetak bibit serta talenta keolahragaan yang unggul dan berprestasi.

Akan tetapi, kata dia, program Kemenpora terkait stunting tidak hanya berkaitan dengan olahraga, melainkan juga kepemudaan yang dibidangi oleh kementerian tersebut.

"Jadi, untuk dua sisi, bidang kepemudaan dan keolahragaan. Karena merupakan hulu maka bisa jalan," tegas Amali.

Sementara itu, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo menyebutkan banyak pembinaan atlet dimulai dari usia remaja dan anak-anak yang perlu dikawal dalam masa pertumbuhannya, terkait prestasi olahraga dan kesehatan reproduksinya.

Baca juga: Presiden tunjuk BKKBN pelaksana percepatan penurunan stunting
Baca juga: BKKBN berupaya tekan kasus stunting hingga 14 persen pada 2024

Dulu, Hasto pernah membina sepak bola putri dan menemukan sejumlah atletnya sangat menjaga tubuhnya agar tidak berlemak dan hanya berotot, tetapi akhirnya mereka justru tidak menstruasi sehingga berbahaya untuk kesehatan reproduksinya.

"Betapa saya sering agak gemes, perempuan hanya karena ingin berprestasi olahraga kemudian membuat badan tidak berlemak sama sekali. Padahal badan berlemak bagi perempuan penting sekali untuk mencegah generasi berikutnya tidak stunting dan menjaga kesehatan," katanya.

Secara teknis, Hasto menjelaskan banyak program pencegahan stunting yang bisa dikerjasamakan BKKBN dengan Kemenpora, seperti pencegahan perkawinan dini, pendidikan kesehatan reproduksi, hingga pencegahan kehamilan yang tidak dikehendaki.

Baca juga: Menpora: Grand Design Keolaharagaan penting untuk prestasi olahraga
Baca juga: KONI: Haornas jadi momentum kebangkitan prestasi olahraga Indonesia

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021