Dubai (ANTARA News) - Para penyelidik yang memeriksa ledakan di sebuah supertanker Jepang dekat Selat Hormuz pekan lalu menemukan sisa-sisa bom rakitan, yang menyalahkan insiden tersebut sebagai "serangan teroris", kata kantor berita Uni Emirat Arab, Jumat.

Para awak kapal M.Star, panjang 333 meter itu, melaporkan, suatu ledakan terjadi sesaat setelah tengah malam Rabu lalu, melukai seorang pelaut namun tidak menimbulkan kebocoran minyak atau menghentikan perlayaran supertanker di perairan strategis itu.

"Satu penyujian dilakukan oleh tim-tim khusus membenarkan, bahwa tanker itu menjadi subyek serangan teroris," kata kantor berita WAM, mengutip sumber pengawal pantai yang tidak disebut namanya.

"Para pakar alat peledak UAE yang mengumpulkan dan mempelajari contoh-contoh menemukan penyok di sisi kanan atas garis air dan sisa-sisa bahan peledak buatan di lambung," kata sumber itu.

Insiden tersebut memunculkan beberapa teori tentang penyebabnya, berkisar mulai dari gelombang besar sampai tabrakan dengan kapal selam nuklir Amerika Serikat (AS).

Dua hari sebelumnya satu kelompok garis keras yang punya kaitan dengan Al Qaida mengaku bertanggungjawab pada insiden tersebut.

Sebagai garis batas antara Iran, Oman dan Uni Emirat Arab, Selat Hormuz yang sempit itu menangani 40 persen dari pengangkutan minyak dunia.

Selat tersebut dipatroli oleh kapal perang AS dan negara-negara lain.

Al Qaida mengancam akan menyerang perlayaran di perairan itu di waktu lalu.
(Uu.H-AK/B002/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010