Jakarta (ANTARA) - Menjelang libur Lebaran tahun ini, meski pemerintah sudah mengumumkan pelarangan mudik bagi seluruh masyarakat, namun Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI)  memperingatkan masyarakat untuk tetap mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 usai libur Hari Raya meski pemerintah sudah melarang mudik.

Baca juga: Wiku: Patuh larangan mudik berkontribusi tekan penularan COVID-19

Ketua Tim Mitigasi Dokter IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan dalam siaran resmi, Selasa, "Saat ini sudah terlihat kenaikan kasus COVID-19 kembali seperti tahun lalu, meski program vaksinasi terus berjalan. Kami mengingatkan agar seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dan lain-lain) serta para dokter dan tenaga kesehatan lainnya menyiapkan ketersediaan ventilator, obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), tempat tidur, ruangan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus paska libur hari raya ini sampai 1 - 2 bulan ke depan. "

Adib mengatakan, faktor lonjakan ini diperkirakan adanya klaster-klaster yang muncul selama beberapa bulan terakhir seperti klaster perkantoran, klaster keluarga, klaster ibadah bersama, klaster buka puasa bersama, serta ditambah adanya momentum-momentum Idul Fitri, arus balik, mudik serta mutasi virus COVID-19 di tengah semakin banyaknya masyarakat yang abai protokol kesehatan meski sudah divaksinasi.

"Vaksinasi saja tidak menjamin tubuh kita akan kebal terhadap virus apalagi mutasi virus. Protokol kesehatan 5M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak, Menghindari Kerumunan, Membatasi Mobilitas) tetap wajib dilakukan," tegas dr Adib.

Adib yang juga Ketua Lembaga Kesehatan Majelis Ulama Indonesia menghimbau agar materi terkait protokol kesehatan saat Pandemi COVID-19 ini juga senantiasa disosialisasikan melalui khotbah idul Fitri di seluruh Indonesia.

Selama beberapa pekan terakhir sejak mencuatnya lonjakan kasus COVID-19 di India yang kini meluas ke Malaysia dan negara tetangga lainnya, Indonesia mencatatkan kasus harian COVID-19 tertinggi hingga mencapai hampir sepuluh ribu kasus. Bahkan mutasi virus turunan B.1 dengan varian seperti di B.1.1.7 yang diidentifikasi di Inggris, B.1.351 yang diidentifikasi di Afrika Selatan, dan B.1.617.1 serta B.1.617.2 yang diidentifikasi di India sudah mulai ditemukan di Indonesia sejak awal tahun ini.


Baca juga: Satgas ingatkan potensi kenaikan COVID-19 jika abai protokol kesehatan

Baca juga: Libur Lebaran, tempat wisata di Bogor tetap buka untuk warga lokal

Baca juga: Terminal Kampung Rambutan sepi saat larangan mudik

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021