untuk saat ini silaturahmi Lebarannya cukup secara virtual karena kita menjaga orang yang kita cintai
Cianjur (ANTARA) - Panitia pelaksana Shalat Idul Fitri 1442 Hijriah di sebagian besar wilayah di Kabupaten Cianjur, Jabar menerapkan protokol kesehatan secara ketat bagi jamaah yang Shalat Id di masjid dan lapangan terbuka, sebagai upaya memutus penularan COVID-19.

Seperti yang terlihat di Lapangan Prawatasari, Kelurahan Sawahgede, Cianjur, di mana panitia melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan mengarahkan umat untuk menjaga jarak sebelum Shalat Id, serta tetap menggunakan masker selama ibadah.

"Sesuai dengan instruksi pemerintah, jamaah yang datang kami periksa suhu tubuhnya, membawa sajadah sendiri dan menggunakan masker. Saf yang sudah ada diatur sesuai dengan jarak aman satu meter antarjamaah," kata Rustandi, tenaga medis dari Puskesmas Sawahgede di Cianjur Kamis.

Ia menjelaskan sebagian besar umat sudah mematuhi protokol kesehatan, termasuk membawa penyantasi tangan sendiri. Bahkan, rata-rata suhu tubuh jamaah normal, sehingga tidak ada yang diarahkan untuk Shalat Id di rumah.

Baca juga: Kurangi kerumunan, shalat Idul Fitri di Bali hanya di masjid-mushala

Bupati Cianjur Herman Suherman dalam pidato pada Shalat Id mengimbau warga bersama-sama menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan sekitar dari virus berbahaya karena hingga saat ini pandemi masih terjadi.

Untuk menghilangkan penularan virus itu dari Cianjur, katanya, dibutuhkan perjuangan seluruh lapisan warga, termasuk tidak mudik dan cukup melakukan silaturahim secara virtual, guna memutus rantai penularannya karena beberapa kasus sempat ditemukan selama Bulan Puasa.

"Pemerintah sayang pada rakyatnya, larangan mudik tidak akan memutus silaturahmi, kalau pandemi usai semua kembali normal, namun untuk saat ini silaturahmi Lebarannya cukup secara virtual karena kita menjaga orang yang kita cintai," katanya.

Silaturahim secara langsung tetap digelar warga di perkampungan atau perumahan warga di Cianjur, dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebagian besar hanya bersalaman jarak jauh dan saling mengirim makanan khas Lebaran sebagai pelaksanaan bahwa tradisi tersebut yang tetap dijaga meski di tengah pandemi.

"Ini sudah menjadi tradisi setiap tahun, namun sejak dua tahun terakhir caranya diubah menyesuaikan dengan kondisi pandemi. Sebagian warga perumahan tidak pulang kampung, cukup menggelar silaturahmi di jalan utama perumahan setelah Shalat Id dan langsung kembali ke rumah," kata Trisno, sesepuh warga Perumahan Pesona Desa Nagrak.

Baca juga: Antisipasi penularan, shalat Idul Fitri di Padang bergeser ke masjid
Baca juga: Khatib Shalat Id di Aceh ajak masyarakat lawan pandemi COVID-19
Baca juga: Puluhan pasien COVID-19 ikuti Shalat Idul Fitri di RSLI Surabaya


Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021