Singapura (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Singapura pada Kamis melaporkan 24 kasus COVID-19 yang ditularkan secara lokal, jumlah harian tertinggi sejak pertengahan September, dengan 17 kasus baru terkait dengan klaster di Bandara Changi.

Pihak berwenang telah mulai menguji semua pekerja di bandara beberapa hari yang lalu setelah mendeteksi klaster tersebut. Mereka juga membatasi akses ke terminal hanya untuk penumpang dengan tiket dan pekerja penting selama dua minggu mulai Kamis.

Setelah berbulan-bulan melaporkan sejumlah kasus lokal baru, infeksi di Singapura telah meningkat, yang mendorong pihak berwenang untuk memperketat aturan jarak sosial dari minggu lalu.

Pada Rabu, jumlah kasus yang tidak terkait di komunitas meningkat menjadi 12 dalam seminggu terakhir dari tujuh pada minggu sebelumnya, menurut pernyataan kementerian kesehatan.

Meskipun kasus harian Singapura hanya sebagian kecil dari jumlah yang dilaporkan di antara negara tetangganya di Asia Tenggara, lonjakan infeksi akan menjadi kemunduran bagi pusat bisnis Asia itu, yang telah berhasil membendung laju wabah sebelumnya.

Kasus-kasus baru muncul saat Singapura menyiapkan gelembung perjalanan dengan Hong Kong yang akan dimulai pada 26 Mei setelah penangguhan tahun lalu. Negara kota itu juga akan menjadi tuan rumah KTT keamanan Dialog Shangri-La awal bulan depan dan KTT tahunan Forum Ekonomi Dunia pada Agustus.

Singapura telah melaporkan lebih dari 61.000 kasus virus, dengan sebagian besar terkait dengan wabah di asrama pekerja asing, dan 31 kematian. Tak satu pun dari kasus baru pada Kamis berasal dari asrama, menurut laporan awal.

Sumber: Reuters
Baca juga: Singapura temukan klaster COVID di rumah sakit saat kasus lokal naik
Baca juga: Singapura selidiki infeksi berulang COVID-19 di asrama pekerja migran

 

Penerjemah: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021