Palu (ANTARA News) - Seorang dari 12 anak buah kapal (ABK) KM Nurmiaty, yang karam di perairan laut Tolitoli, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu sampai sekarang belum ditemukan.

"Satu lagi anak buah kapal belum ditemukan sampai Senin sore ini," kata Kepala Administrator Pelabuhan Tolitoli, Abdul Azis, yang dihubungi ANTARA dari Palu, Senin.

Azis mengatakan, ABK bernama Pendang tersebut diperkirakan berusia 60 tahun. Sementara 11 ABK yang berhasil diselamatkan, sudah dimintai keterangannya di kantor Adpel Tolitoli.

Dijelaskan Azis, KM Nurmiaty berkapasitas 110 grosston tersebut berangkat dari Parepare, Sulawesi Selatan menuju Kalimantan membawa semen dan bahan campuran lainnya. Namun di dekat pulau Simatang, Kabupaten Tolitoli, kapal tersebut patah kemudi setelah dihantam ombak besar.

"Kapal ini kemudian hanyut hingga posisi 25 mil dari pelabuhan Tolitoli," kata Azis.

Adpel Tolitoli dibantu kapal Asia Satu, berusaha memberikan pertolongan pada Jumat (6/8) sore. Kapal tersebut ditarik menggunakan tali. Namun karena ombak yang besar, kapal tersebut akhirnya dimasuki air melalui dek. Tali yang digunakan menarik pun putus sampai akhirnya kapal itu karam.

"Praktis Jumat sore kapal itu tenggelam. Hari Sabtu pagi kami baru evakuasi 11 ABK yang selamat," kata Azis.

Sementara itu, laman Pare Pos melaporkan, kapal yang terbuat dari kayu tersebut berlayar dari pelabuhan rakyat Parepare dengan memuat semen menuju Kalimantan.

Sebelumnya, KM Nurmiaty berangkat dari Pelabuhan Rakyat Biring Kassi, Tonasa Pangkep. Dalam perjalanan itu kapal sempat mengalami masalah, sehingga akhirnya bersandar di Pelabuhan Awerangge, Barru, untuk diperbaiki.

Usai perbaikan KM Nurmiaty melanjutkan pelayaran dan bersandar di pelabuhan rakyat Parepare untuk melengkapi dokumen pelayaran menuju Kalimantan. Dalam perjalanan dari Parepare itulah akhirnya Jumat sore sekitar pukul 16.00 KM Nurmiaty mengalami kerusakan pada kemudi hingga kemasukan air dan akhirnya karam di Perairan Tolitoli.

(A055/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010