Kita bisa berhari raya normal lagi
Tanjungpinang (ANTARA) - Dua botol hand sanitizer tersusun di antara belasan toples kue Lebaran di atas meja rumah Ratnawati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Hal itu menandakan kalau produk pembersih tangan berbasis alkohol tersebut wajib ada dalam setiap aktivitas masyarakat sehari-hari apalagi saat hari raya Idul Fitri seperti ini.

Ratna, begitu sapaan akrabnya, mengaku sengaja menaruh hand sanitizer itu di atas meja ruang tamu, sehingga tiap-tiap tetamu hari raya yang datang ke rumahnya langsung konsentrasi dengan keberadaan benda itu.

Secara spontan dan tanpa diminta sekali pun, mereka sudah tentu akan menyemprot atau memoles benda berbentuk cairan atau gel itu ke telapak tangan masing-masing, sebelum kemudian menjamah aneka kue hari raya yang tersaji di atas meja.

"Kita harus bersama-sama mencegah penyebaran COVID-19. Protokol kesehatan tidak boleh kendur," kata Ratna, Sabtu (15/5).

Lain halnya dengan Erjuliana, ibu rumah tangga di daerah yang sama juga mewanti-wanti penularan COVID-19 saat hari raya Idul Fitri.

Dia dan keluarga membatasi warga berkunjung ke rumahnya guna menghindari kerumunan yang berpotensi menyebarkan virus, kecuali keluarga besar.

Mereka sama sekali tidak menerima tamu apalagi anak-anak, akan tetapi anak-anak yang sudah terlanjur datang ke rumah, tetap mendapatkan angpao atau amplop berisi duit raya.

"Tamu anak-anak cukup berdiri di depan pintu saja, setelah dapat angpao langsung pulang, tak boleh masuk ke rumah," ujar Erjuliana.

Warga Tanjungpinang lainnya, Niko bahkan tidak menerima tamu hari raya, sebab khawatir terhadap penyebaran kasus positif COVID-19 yang belakangan makin melonjak.

Ayah dua anak itu tidak menyiapkan kue dan pernak-pernik lebaran, seperti hari raya tahun-tahun sebelumnya.

Tapi dia tetap bersyukur paling tidak masih diberikan kesehatan bertemu sekaligus merayakan Idul Fitri tahun ini meski sederhana tanpa euforia.

"Mudah-mudahan tahun depan COVID-19 sudah tak ada. Jadi, kita bisa berhari raya normal lagi," imbuhnya.

Tetap meriah
Sejumlah remaja masjid di Kampung Bugis melakukan pawai obor keliling sambut Idul Fitri. (Ogen)

Meski masih dalam suasana pandemi COVID-19, namun peringatan hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah di Kampung Bugis tetap meriah dan disambut antusias oleh warga setempat.

Sejak sepekan sebelum Lebaran, warga sudah memasang lampu lampion di sepanjang jalan perkampungan itu. Juga memasang gapura lampu colok sebagai sebuah tradisi tahunan ketika akan datang Lebaran.

Kemudian pada malam hari raya, sejumlah remaja masjid melaksanakan pawai obor keliling dari Masjid Khadijah Zainal Nurul Haq dan berakhir di Masjid Al Mujahdin.

Mereka berjalan sejauh sekitar satu kilometer sembari menggenggam obor bambu dan melantunkan kalimat takbiran.

Karena pelaksanaannya di tengah pandemi COVID-19, maka jumlah peserta pawai dibatasi tak boleh melebihi dari 50 orang.

Para peserta pawai juga wajib memakai masker dan menjaga jarak demi mencegah penyebaran COVID-19.

Keesokan harinya atau pagi hari raya Idul Fitri, masyarakat sekitar berbondong-bondong melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid.

Pelaksanaan Shalat Id berjalan khidmat, aman, dan lancar, tanpa mengabaikan protokol kesehatan baik jemaah maupun pengurus masjid.

Usai shalat hari raya, sebagian warga kembali ke rumah masing-masing, menyesuaikan dengan aktivitas keluarga besar saat pagi hari raya.

Sebagian lainnya melakukan kunjungan silaturahim dari rumah ke rumah, namun terbatas hanya untuk keluarga inti.

Ada juga yang melakukan ziarah ke makam keluarga atau kerabat.

Beberapa perantau di daerah itu yang tak bisa mudik ke kampung halaman karena ada larangan pemerintah, tampak lalu-lalang mencari kesibukan untuk mengisi hari raya di rantau orang.

Lagi-lagi protokol kesehatan, menjadi hal wajib dan tak boleh diabaikan demi kesehatan serta keselamatan bersama di tengah merebaknya wabah COVID-19.

Baca juga: Pakar: Hindari penurunan imun akibat salah pilih menu Lebaran

Baca juga: Pengasuh Ponpes: Tradisi ketupat Lebaran tetap hidup di tengah pandemi


Imbauan pemerintah
Bermaaf-maafan di pagi hari raya Idul Fitri. (Ogen)

Wali Kota Tanjungpinang Rahma mengimbau masyarakat membatasi tradisi silaturahim hari raya Idul Fitri dibatasi karena masih dalam kondisi pandemi COVID,19.

Dia mengingatkan agar warga sebaiknya silaturahmi secara virtual saja.

Jika ingin ke rumah kerabat, tetap lakukan protokol kesehatan, tidak berkerumun dengan jumlah ramai, dan berlama-lama di dalam rumah.

"Selalu patuhi protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari, karena saat ini kasus positif COVID-19 di Tanjungpinang masih tinggi," kata Rahma usai shalat Idul Fitri di Lapangan Pamedan, Kamis (13/5).

Rahma juga meminta masyarakat tidak melaksanakan kegiatan open house di kediaman masing-masing, karena dapat menciptakan kerumunan sehingga berpotensi menyebarkan virus.

"Warga silaturahmi terbatas dengan anggota keluarga inti saja," ujar Rahma.

Pada kesempatan itu Rahma turut mengucap syukur karena pelaksanaan shalat Idul Fitri di Lapangan Pamedan berjalan dengan khidmat dan lancar.

Menurutnya semua menerapkan protokol kesehatan mulai dari datang sampai selesai pelaksanaan sholat.

"Mudah-mudahan kita semua selalu dilindungi oleh Allah swt dan senantiasa diberikan kesehatan," ucap Rahma.

Tampak Rahma beserta keluarga saling bermaaf-maafan dengan masyarakat dan kerabat dan saling mendoakan agar semua dalam keadaan sehat.

“Selamat merayakan hari raya Idul Fitri, mohon maaf lahir dan bathin," demikian Rahma.

Hari raya Idul Fitri 1442 H masih dirayakan dalam kesederhanaan karena pandemi COVID-19 masih belum reda.

Tahun kedua merayakan Lebaran dalam suasana pandemi tetap tidak kehilangan makna, hanya menunda waktu untuk bertatap muka dengam sanak saudara dan handai taulan.

Baca juga: Saat masih pandemi, Lebaran virtual pilihan jitu bersilaturrahmi

Baca juga: Uskup Agung Semarang: Idul Fitri bawa suka cita manusia

 

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021