Pandemi ini belum berakhir, yang bisa kita lakukan adalah tetap berhati-hati dan patuhi protokol kesehatan di mana pun berada,
Jakarta (ANTARA) - Ratusan warga negara Indonesia (WNI) memadati kompleks Kedutaan Besar RI di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, untuk melaksanakan shalat Idul Fitri yang jatuh pada Jumat (14/5) di negara tersebut dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.

“Kita masih hidup dalam suasana pandemi COVID-19. Pandemi ini belum berakhir, yang bisa kita lakukan adalah tetap berhati-hati dan patuhi protokol kesehatan di mana pun berada,” kata Duta Besar Indonesia untuk Brunei Darussalam, Sujatmiko, dikutip dari keterangan tertulis KBRI Bandar Seri Begawan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Meski terbuka bagi WNI yang ingin turut mengikuti shalat Idul Fitri, pihak KBRI memberlakukan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah maksimal peserta sebanyak 1.000 orang dan melakukan pengecekan suhu badan dan mewajibkan semua peserta memindai kode QR saat memasuki kompleks KBRI.

Baca juga: KBRI bantu pemulangan WNI gelombang ke-5 dari Brunei

Baca juga: KBRI bagikan sembako untuk ratusan WNI di Brunei

Sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri, Dubes Sujatmiko memberikan sambutan singkat dan menyampaikan pesan kepada para WNI yang ada di Brunei untuk tetap mematuhi peraturan yang berlaku, serta menerapkan pola hidup sehat dan tetap menjaga kebersihan, mengingat pandemi masih belum berakhir.

Usai rangkaian shalat dan ceramah, acara dilanjutkan dengan halal bihalal dan makan bersama.  

Hidangan yang disajikan pada kesempatan itu termasuk nasi uduk, ayam panggang, telur balado, dan ayam lodo, ditambah dengan berbagai makanan kecil khas Indonesia seperti bolu gulung, sosis solo, dan kue lapis.

Menurut keterangan tersebut, masyarakat Indonesia yang hadir merasa antusias mengikuti shalat Ied pada Kamis. 

Tahun lalu, karena mengikuti anjuran pemerintah Brunei Darussalam, KBRI Bandar Seri Begawan tidak menggelar kegiatan tersebut. 

 

COVID-19

Situasi COVID-19 di Brunei Darussalam sendiri relatif terkendali. 

Sejauh ini menurut situs worldometers, negara berpenduduk sekitar 441.000 jiwa itu hanya mengalami 231 kasus COVID-19 dan tiga kematian. Kasus aktif tercatat sembilan orang.

Sementara itu ketika menjawab pertanyaan ANTARA, Dubes Sujatmiko menyebutkan bahwa sejak pandemi muncul tahun lalu ada 13 WNI yang terkena COVID-19 di Brunei. 

"Semua sudah sembuh saat ini, kecuali satu orang, kasus terakhir yang diumumkan pada 13 Mei 2021 oleh Kementerian Kesehatan Brunei," katanya. 

Ia mengungkapkan bahwa satu WNI dengan kasus COVID tersebut berada dalam kondisi stabil. 

"Masih dirawat di Rumah Sakit National Isolation Centre di Tutong, biaya perawatan gratis ditanggung Pemerintah Brunei," kata Sujatmiko. 

Sujatmiko menuturkan bahwa saat ini ada sekitar 40 ribu warga negara Indonesia yang tinggal di Brunei Darussalam, sebagian besar merupakan pekerja migran dan sekitar 50 orang adalah mahasiswa.  


Baca juga: KBRI ungkap peluang ekspor pakan ternak hingga produk fesyen ke Brunei

Baca juga: KBRI pulangkan hampir 1.000 WNI dari Brunei dengan enam penerbangan

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021