Kesultanan harus dilibatkan karena memiliki budaya dan sejarah panjang Kesultanan Tidore, sehingga dampak positifnya juga tetap ada setelah Sail. Karena setelah Sail, diharapkan banyak potensi-potensi ekonomi dan budaya perlu didorong, tentunya bukan
Ternate (ANTARA) - Forum Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Kalaodi (FFPMK) menggelar dialog dengan menyajikan konsep relasi Islam dan Kebudayaan Maluku Utara (Malut) sebagai simbol kekuatan untuk dimasukan dalam konsep Sail Tidore pada September 2021 di Tidore.

Ketua Dewan Adat Kesultanan Tidore Bakri Dano, Minggu menyatakan, Kesultanan merupakan budaya yang khas memiliki peran penting dalam kesuksesan Sail Tidore dan perlu keterlibatannya guna menggali potensi-potensi budaya yang ada di Tidore.

"Kesultanan harus dilibatkan karena memiliki budaya dan sejarah panjang Kesultanan Tidore, sehingga dampak positifnya juga tetap ada setelah Sail. Karena setelah Sail, diharapkan banyak potensi-potensi ekonomi dan budaya perlu didorong, tentunya bukan hanya di pulau Tidore," katanya.

Dia mengungkapkan, dalam konteks pilar kebangsaan, Kesultanan mempunyai peran begitu besar, sehingga dalam momentum Sail Tidore dimanfaatkan sebaik mungkin demi pertumbuhan ekonomi serta menampakkan jejak kesejarahan masuknya Islam dan sebab-sebab kedatangan bangsa Eropa.

"Saya melihat anak muda Kalaodi luar biasa untuk ingin Tidore harus eksis kembali, dengan itulah, Tidore dikenal dunia karena sejarah begitu besar yang dibangun oleh leluhur kita," katanya.

Kalaodi memiliki panorama alam yang sangat luar biasa dan mempunyai sejarah begitu luar biasa pula. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri dalam mengembangkan destinasi Sail.

Olehnya itu, kata Bari, tema dialog anak muda Kalaodi cukup tersambung dan punya semangat merefleksikan rasa cinta dan kasih sayang mereka dengan berbahasa, maupun menggunakan pakaian adat dalam seminggu sehari untuk dipakai.

"Anak muda Kalaodi harus betul-betul dilibatkan, sebab ada sejarah dan budaya yang melekat kuat di kegiatan Sail. Pemerintah harus buka mata, mereka tak sekedar dipertontonkan, tetapi darah ini harus tumbuh dalam jangka waktu yang sangat panjang sebagai aset bangsa," katanya.

Dalam dialog itu, menghadirkan narasumber yaitu Jojau Kesultan Tidore Amin Faruq, Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Ternate Usman Nomoy dan Ketua Ngofa Adat Kesultanan Tidore Bakri Dano yang berlangsung di SDN Kalaodi.

Menurut Ketua Jurusan Sejarah Peradaban Islam IAIN Ternate Usman Nomoy, sesungguhnya tema tentang relasi Islam dan Kebudayaan Maluku Utara dalam dialog kebudayaan Pemuda Kalaodi, tidak terlepas dari momentum internasional Sail Tidore.
 
"Saya beranggapan, penting sekali untuk ketahui oleh generasi kita, bahwa pemahaman tentang kebudayaan dan kearifan lokal kita di Maluku Utara khususnya di Tidore penting menjadi pintu masuk sebagai semangat untuk mendukung program Pemerintah," ujarnya.

Artinya, persepsi dan kesamaan harus satu dulu untuk mendorong program Pemerintah. Akan tetapi, hal itu tidak terlepas dari membangun kearifan lokal dengan mengutamakan nilai-nilai ketuhanan yang perlu dijaga.

Baca juga: Menjelang Sail 2021, Dubes Spanyol kunjungi Tidore

Baca juga: Mendag: Sail Tidore 2021 percepat pembangunan ekonomi Maluku Utara

Baca juga: Dispar Malut gelar forum koordinasi Sail Tidore 2021


 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021