kita harapkan akan memunculkan perbaikan ekosistem riset dan inovasi
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan proses konsolidasi lembaga riset pemerintah utama sebagai salah satu kegiatan utama dari sejak awal pembentukan BRIN hingga beberapa bulan mendatang.

"Bulan-bulan ini kita sedang melakukan proses konsolidasi itu bersama Kementerian Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam Focus Group Discussion (FGD) "Indonesian Space Agency Pasca Pembentukan BRIN", di Jakarta, Senin.

Baca juga: BRIN sebut Lapan jadi OPL yang mengurusi keantariksaan di dalam BRIN

Ia menyebutkan semua masih dalam pembahasan detail teknis sehingga diharapkan mulai 1 Januari 2022 itu pihaknya bisa melalui peningkatan "critical mass" yang cukup signifikan itu riset dan inovasi terkait kedirgantaraan itu bisa disempurnakan secara signifikan. 

"Itulah yang kita harapkan akan memunculkan perbaikan ekosistem riset dan inovasi yang terkait dengan kedirgantaraan," kata Laksana Tri Handoko. 

BRIN diharapkan beroperasi secara penuh dengan anggaran tunggal pada 1 Januari 2022.

Baca juga: Lapan: LPNK tidak dilebur ke BRIN

Dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 33 tahun 2021 Tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (Perpres BRIN) oleh Presiden RI Joko Widodo pada 28 April 2021, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan secara bertahap diintegrasikan ke dalam BRIN sebagai Organisasi Pelaksana Litbangjirap (OPL) bersama dengan tiga lembaga lain yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan).

Handoko menuturkan dalam konsolidasi tersebut, tentunya akan dilihat kembali apakah diperlukan penajaman atau refocusing prioritas kegiatan dan riset.

Baca juga: BPPT sebut konsolidasi bukan berarti peleburan BPPT ke BRIN

"Itu yang nanti harus kita diskusikan lebih lanjut dengan teman-teman di Lapan, bagaimana nanti kita membuat proses dan model bisnis misalnya terkait dengan stasiun-stasiun observasi, bagaimana dengan pengembangan satelit, mikro satelit, atau bahkan nano satelit dan seterusnya termasuk juga pesawat N219 dan mungkin juga ada lagi yang lain termasuk penginderaan jauh dan seterusnya," tutur Handoko.

Handoko juga menaruh perhatian pada pentingnya pelibatan eksternal seperti komunitas global dan industri dan swasta yang harus diperkuat dalam ekosistem dan komunitas riset Tanah Air.

Baca juga: Kepala BRIN targetkan konsolidasi lembaga riset Januari 2022
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021