Jakarta (ANTARA News) - Indonesia kehilangan satu di antara tokoh terbaik pembina tinju amatir. Imron ZS, mantan Ketua Harian Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) meninggal dunia di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Sabtu pukul 15.35 WIB. Jenazah akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Minggu (15/8).

Menurut penuturan menantu almarhum, Richard Sambera, almarhum sempat menjalani rawat inap di rumah Sakit Dharmais. "Kami sekeluarga telah ikhlas melepas kepergian almarhum," kata Richard mantan perenang nasional Indonesia yang beristrikan Theresia Dewi, putri almarhum.

Imron yang menjabat Ketua Harian Pertina era awal 1990-an dikenal sebagai pribadi yang keras dan disiplin. Sikapnya yang keras dilatarbelakangi oleh kariernya sebagai Polisi Militer. Almarhum pernah menjabat Komandan CPM POM Dam Jaya.

Semasa aktif di tinju amatir almarhum dikenal berkomitmen tinggi untuk memajukan prestasi para petinju Indonesia. Di bawah komandonya sejumlah petinju Indonesia mencapai prestasi terbaiknya. Sebut saja Pino Bahari (meraih medali emas Asian Games Beijing 1990), Hendrik Simangunsong (juara Asia), Albert Papilaya (beberapa kali meraih medali emas SEA Games), Nemo Bahari, Hamdani Tomagola, Hermensen Balo, La Paene Masara.

Di kalangan komunitas tinju amatir Indonesia, Imron termasuk yang disegani. Hal ini disebabkan kemauan dan kerja kerasnya untuk memajukan prestasi petinju amatir Indonesia di kancah internasional.

Meski dikenal keras dan disiplin Imron juga dikenal sangat dekat dengan kalangan wartawan. Ia dengan sabar melayani wartawan yang memerlukan informasi seputar perkembangan tinju amatir di Indonesia. kapan saja dan di mana sana dia dengan sabar mengangkat telepon bila dihubungi rekan-rekan wartawan. Dia juga tidak segan-segan membantu siapa pun yang ditimpa musibah, termasuk para wartawan.

"Sulit mencari pengganti orang yang punya komitmen tinggi untuk memajukan tinju amatir di Indonesia. Saya mengalami langsung pembinaan tinju di bawah Pak Imron saat saya menjadi asisten pelatih tim Tinju indonesia untuk SEA Games 1993 di Singapura. Pak Imron orang yang keras dan sangat disiplin. Dia tidak kenal kompromi kalau sudah bicara soal latihan," tutur Ucok Sitompul, pelatih tinju Pelatnas Program Indonesia Emas (Prima).

Ucok bersama Hendrik Simangunsong dan sejumlah petinju serta pelatih beberapa waktu lalu sempat mengunjungi Imron di RS Kanker Yayasan Dharmais.Menurut Ucok saat itu kondisi Imron sudah sangat lemah.

"Saya sedih melihat Pak Imron terbaring tak berdaya. Pak Imron yang dulu gagah perkasa dan keras terlihat kesakitan. Waktu kami datang beliau seperti ingin mengucapkan sesuatu tetapi tidak ada kata-kata yang terucap.Saya sedih dan tak kuasa menahan linangan air mata mendengar kabar kepergian beliau. Kita benar-benar kehilangan orang yang peduli pada kemajuan tinju amatir Indonesia," kata Ucok lagi.

Sementara itu, mantan Sekjen PB Pertina Bambang Asmanu juga menyatakan tinju amatir Indonesia kehilangan satu tokoh terbaiknya. Menurut Bambang, figur Imron bukan saja disegani di Indonesia, tetapi juga di arena internasional.

"Pak Imron cukup dikenal waktu itu dan Anda tahu sendiri bagaimana kiprahnya di tinju amatir. Salah satu kesuksesan almarhum ketika membawa Indonesia merebut 6 emas pada Sea games 1997 di Jakarta," kenang Bambang Asmanu yang cukup dekat dengan figur Imron ZS.

Bambang juga melihat banyak sumbangsih almarhum terhadap olahraga tinju amatir Indonesia.Di tengah kesibukkannya sebagai perwira menengah di Corps Polisi Militer, almarhum masih bisa menyempatkan diri mengurusi olahraga tinju amatir. "Almarhum pantas mendapat penghargaan tokoh olahraga nasional," papar Bambang Asmanu.

Hal yang sama dikemukakan tokoh tinju nasional Syamsul Anwar Harahap. Menurut Syamsul, Imron ZS telah berjasa besar ikut memajukan prestasi tinju amatir Indonesia pada era 1990-an.

"Dedikasinya sangat tinggi terhadap tinju amatir. Di era almarhumlah masa-masa keemasan tinju amatir kita. Bahkan saya masih ingat ketika waktu mencari sponsor untuk penyelenggaraan Piala Presiden. Ketika saya menghadap almarhum membawa sponsor ditolak karena dana untuk itu sudah cukup banyak," kenang Syamsul.

Almarhum Imron ZS kelahiran 8 Agustus 1942, meninggalkan seorang istri, 3 orang putri, dan 4 cucu. Menurut rencana jenazah almarhum Imron ZS lulusan Akademi Militer Nasional 1964, akan dimakamkan di TPU Jeruk Purut Jakarta Selatan. Jenazah akan diberangkatkan dari rumah duka pukul 10.00 WIB dengan Upacara militer.Saat ini jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Wijaya 4 Nomor 1 Jakarta Selatan.(*)
(ANT-133/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010